Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nasir Salassa, Meninggalkan Tim Nasional tanpa Kartu Merah

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Keringat belum membasahi tubuh Nasir Salassa. Hari masih pagi dan dia tidak segera bergegas memulai joging. Padahal lintasan dalam Stadion Pemuda Rawamangun, Sabtu pekan lalu, sudah dipenuhi para remaja yang ingin sekadar berolahraga. "Setiap Sabtu pagi saya ke sini, lari santai bareng kawan-kawan, jaga kondisi," katanya.

Nasir, 50 tahun, adalah mantan pemain nasional. Bersama antara lain Herry Kiswanto, Hadi Ismanto, Dede Sulaiman, dan Abdurahman Gurning, Nasir ikut membela tim nasional pada Pra-Piala Dunia 1982 Spanyol. Meski sudah tidak lagi menjadi pemain, dia harus tetap bugar. Selain berlari-lari kecil di stadion itu, Nasir masih aktif bermain sepak bola bersama teman-temannya. "Main santai dan ternyata saya masih bisa nendang bola."

Sepak bola memang telah menjadi bagian dari hidup mantan gelandang tim nasional itu. Sejak kanak-kanak, di Pare-Pare, di tanah kelahirannya, Nasir sudah mengenal sepak bola dari orang-orang yang bermain di lapangan dekat rumahnya. Nasir kecil pun mulai ikut-ikutan. Setiap ada waktu dan ada peluang, dia ikut main. Ini dia lakukan hampir setiap sore sepulang sekolah.

Kemudian Nasir berminat mendaftar masuk klub sepak bola. "Hanya klub kecil di kampung, saya lebih banyak belajar otodidak," katanya. Perlahan, permainan Nasir mulai terasah. Dia pun berani mengikuti seleksi mengikuti kejuaraan antarsekolah. "Kelas III SMP saya sudah ikut kejuaraan daerah," kata Nasir. Bahkan di bangku sekolah menengah atas, Nasir sudah masuk tim Persipare.

Ternyata keluarga Nasir tidak mendukung. Orang tuanya lebih suka jika Nasir membantu keluarga di ladang. Waktu itu, menurut Nasir, banyak orang yang beranggapan jadi pemain sepak bola hidupnya bakal susah dan tidak menjamin masa depan. Tak jarang Nasir dimarahi ayahnya jika ketahuan bermain sepak bola. "Tapi saya tetap main meski diam-diam."

Setamat SMA, Nasir memberanikan diri berangkat ke Makassar. Waktu itu dia mendengar kabar ada seleksi untuk masuk tim PSM Makassar (dulu PSM Ujungpandang). "PSM itu tim besar, banyak yang mau masuk ke sana," ujarnya. Dengan keahliannya sebagai pemain belakang yang tangguh, Nasir lolos seleksi. Nasir kemudian membatalkan rencananya meneruskan sekolah dan memilih berkonsentrasi bermain sepak bola. "Itulah awal saya bermain bola profesional," kata Nasir, pengagum Oyong Liza dan Suaeb Rizal, dua pemain nasional generasi sebelum Nasir.

Bersama PSM, Nasir berkeliling daerah untuk mengikuti berbagai kejuaraan. Sebagai salah satu pilar Juku Eja, julukan PSM, Nasir berkesempatan menghadapi tim-tim elite Perserikatan, yaitu Persib Bandung, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, dan Persija Jakarta. "Ketika PSM bertemu dengan Persija di Stadion Utama Senayan (kini Stadion Gelora Bung Karno), saya terkaget-kaget, penonton penuh hingga pinggir lapangan," kata Nasir.

Perjuangan Nasir bermain sepak bola mulai membuahkan hasil. Dia mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik dalam turnamen Piala Yusuf di Makassar pada 1979. "Itu pertama kalinya saya main di PSM dan langsung dapat penghargaan." Karena prestasinya itu, Nasir kemudian dipanggil masuk tim nasional. "Saya sempat ikut pelatihan di Brasil selama hampir satu tahun."

Di klub dan tim nasional, Nasir dikenal sebagai pemain yang biasa bermain keras. "Tapi saya bukan pemain brutal, saya tahu aturan," ujarnya. Karena itulah, sepanjang kariernya, Nasir tidak pernah mendapatkan kartu merah. Selama berkarir sebagai pemain, Nasir juga membuktikan diri bisa mencetak gol meski posisinya adalah pemain belakang. "Saya sering ikut naik menyerang."

Setelah tiga tahun bermain untuk PSM, pada 1981 dia hijrah ke UMS 80. Dua tahun kemudian Nasir pindah ke Kramayudha Tiga Berlian. Meski hanya setahun di klub milik Syarnubi Said itu, Nasir sempat mengecap persaingan sepak bola Asia ketika ikut membawa Kramayudha menduduki peringkat ketiga antarklub Asia di Arab Saudi.

Bersama Rully Nere, Ronny Pattinasarany, Subangkit, Bambang Nurdiansyah, dan sejumlah pemain seangkatannya, Nasir ikut membela Indonesia di berbagai ajang internasional hingga akhirnya dia berhenti ketika berada di puncak karier pada 1987. "Saya mengundurkan diri dari tim nasional," ujarnya. Meski sudah tidak berlaga untuk tim nasional, Nasir masih terus bermain untuk klubnya, Pelita Jaya, hingga pensiun pada tahun yang sama."Saya meneruskan sekolah yang sempat tertunda," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nasir akhirnya bisa membuktikan diri bisa mandiri dari hasil bermain sepak bola. Ditambah lagi, selain tim nasional, Nasir selalu bermain di klub yang tergolong mapan. Selain gaji, dia sering menerima bonus penghasilan, baik dari tim nasional maupun klub. "Saya bisa menghidupi keluarga," katanya. Dari hasil sepak bola, Nasir memiliki sebuah rumah di Rawamangun, yang ditempati bersama istri serta anak-anaknya.

Setelah pensiun sebagai pemain, Nasir sempat bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta. Namun, akhirnya dia berhenti dan memilih berwiraswasta bersama rekan-rekannya. "Usaha di bidang distribusi buku dan komputer, ada juga usaha bidang batu bara," ujarnya.

Kini Nasir masih tercatat sebagai pelatih PSTK Tarakan, klub berjulukan Laskar Paguntaka, di Kalimantan Timur. Jika tidak ada jadwal pertandingan, dia kembali ke Jakarta dan setiap Sabtu pagi ke Stadion Pemuda Rawamangun, dekat rumahnya. "Saya harus bugar dan dengan kebugaran saya tetap dekat dengan sepak bola," kata Nasir.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Nama : Nasir Salassa
Tempat, tanggal lahir : Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 18 April 1959

Karier pemain:
Persipare Pare-Pare (1975-1977)
PSM Makassar (1978-1980)
UMS 80 (1981-1983)
Kramayudha Tiga Berlian (1983-1984)
Pelita Jaya (1984-1987)
Tim nasional (1980-1987)

Karir pelatih:
Persijatim (2002)
PS Kabupaten Tapin (2005)
Kendari Utama (2006)
PS Kabupaten Tapin (2007)
PSTK Tarakan (2008)



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Timnas Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan

16 menit lalu

Pesepak bola Timnas U-23 Indonesia Rafael William Struick (kanan) menggiring bola saat melawan Timnas U-23 Qatar pada Kualifikasi Grup A Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar, Senin 15 April 2024. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Timnas Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan

Dua gol Rafael Struick membuat Timnas Indonesia unggul 2-1 atas Korea Selatan pada babak pertama perempat final Piala Asia U-23 2024.


Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

2 jam lalu

Duel Timnas U-23 Korea Selatan vs Indonesia akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

Peri Sandria mengatakan gol cepat bisa menentukan hasil laga perempat final Piala Asia U-23 2024 antara Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan.


Piala Asia U-23 2024: Kapten Korea Selatan Waspada, Bilang Timnas Indonesia Bukan Underdog

8 jam lalu

Kapten Timnas Korea Selatan U-23, Byun Jun-soo. Doc. AFC.
Piala Asia U-23 2024: Kapten Korea Selatan Waspada, Bilang Timnas Indonesia Bukan Underdog

Kapten Timnas Korea Selatan U-23, Byun Jun-soo, menolak meremehkan Indonesia pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024.


Erick Thohir Pastikan Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong Berdasarkan Peta Jalan Timnas Indonesia

8 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Maret 2024. TEMPO/Randy
Erick Thohir Pastikan Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong Berdasarkan Peta Jalan Timnas Indonesia

Apa alasan Erick Thohir dan PSSI untuk memperpanjang kontrak pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong hingga 2027?


Kehadiran Suporter Timnas Indonesia Jadi Sorotan Jelang Laga Melawan Korea Selatan di Piala Asia U-23

13 jam lalu

Suporter Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 di Qatar. Twitter @AFC.
Kehadiran Suporter Timnas Indonesia Jadi Sorotan Jelang Laga Melawan Korea Selatan di Piala Asia U-23

Kehadiran ribuan suporter Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 menjadi sorotan. Korea Selatan dianggap bakal seperti melakoni laga tandang.


Ketua Umum PSSI Erick Thohir Sepakat Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong hingga 2027

15 jam lalu

Pertemuan Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. Instagram @erickthohir.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir Sepakat Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong hingga 2027

PSSI resmi memperpanjang kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia hingga 2027. Erick Thohir mengunggahnya lewat Instagram.


Piala Asia U-23 2024: Track Record Timnas Indonesia Vs Korea Selatan, Tim Negeri Ginseng Masih Superior

16 jam lalu

Pesepak bola Timnas Indonesia U-23 Witan Sulaeman berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Timnas Yordania U-23 pada Kualifikasi Grup A Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Minggu, 21 April 2024. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Piala Asia U-23 2024: Track Record Timnas Indonesia Vs Korea Selatan, Tim Negeri Ginseng Masih Superior

Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut track record pertemuan kedua tim Asia ini.


Piala Asia U-23 2024: Timnas Indonesia vs Korea Selatan, Duel Shin Tae-yong dan Hwang Sun-hong

17 jam lalu

Shin Tae-yong dan Hwang Sun-hoong. Nurphoto/Sopa Images
Piala Asia U-23 2024: Timnas Indonesia vs Korea Selatan, Duel Shin Tae-yong dan Hwang Sun-hong

Timnas Indonesia bertemu Korea Selatan di perempatfinal Piala Asia u-23 2024. Ini profil Shin Tae-yong dan Hwang Sun-hong


Piala Asia U-23 2024: Rizky Ridho Bicara Dampak Kembalinya Nathan Tjoe-A-On Jelang Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan

1 hari lalu

Pemain Timnas Indonesia Nathan Tjoe-A-On (kiri). Instagram
Piala Asia U-23 2024: Rizky Ridho Bicara Dampak Kembalinya Nathan Tjoe-A-On Jelang Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan

Rizky Ridho mengungkapkan reaksi rekan-rekannya di timnas U-23 Indonesia saat Nathan Tjoe-A-On beri kabar bisa kembali main di Piala Asia U-23 2024.


Shin Tae-yong Waspadai 3 Pemain Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong. Kredit: Tim Media PSSI
Shin Tae-yong Waspadai 3 Pemain Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae-yong telah menyiapkan strategi untuk permainan Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.