TEMPO Interaktif, Jakarta:Melbourne: Galah adalah senjata bagi atlet lompat galah. Mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa galah saat berlomba. Insiden terjadi saat sekelompok atlet lompat galah kelas dunia tertunda penerbangannya setelah galah-galah mereka tersangkut di langit-langit bandara domestik Australia.
Pelompat galah Australia Paul Burgess dan juara Olimpiade Beijing Steve Hooker, serta peraih medali emas Olimpiade 2004 Tim Mack asal Amerika sedang mengalami nasib sial. Berawal dari penolakan ketiga atlet itu untuk melepaskan enam galah yang mereka bawa itu melewati jalur bagasi.
Mereka tidak mau berpisah dengan senjata mereka yang panjangnya 5,2 meter. Alhasil, kesulitan menghampiri mereka, saat menaiki eskalator. Burgess mengatakan bahwa dia harus menghentikan aktifitas bandara ketika dia mendapati galah Hooker, rekan berlatihnya menyodok langit-langit bandara dan terjepit di tangga berjalan.
“Kami meletakkan galah-galah itu dieskalator dan Steve di belakang saya dan saya melihat kaca tergantung,” ujar Burgess. “Saya coba putra galahnya untuk menghindari mengenai kaca.”
Beruntung salah satu petugas sigap memencet tombol darurat untuk menghentikan eskalator. Hooker mengatakan setidaknya, galah-galah itu menghentikan eskalator selama 45 menit sampai teknisi melepaskannya.
Dalam insiden ini tidak ada satu pun atlet yang terluka. Beruntung enam galah yang dibawa mereka juga tidak patah atau rusak –setiap galahnya senilai 800 dolar Australia (Rp 6 juta). Mereka melanjutkan ke Melbourne untuk bertanding dalam kejuaraan atletik IAAF, Kamis lusa.
AFP| NUR HARYANTO