TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Ade Lukman berharap persoalan hadiah ajang Indonesia International Marathon bisa segera selesai. Sambil mengurai masalahnya, ia menilai panitia penyelenggara bertanggung jawab dalam pemberian hadiah lomba tersebut.
Indonesia International Marathon digelar pada 26 Juni 2022 di Bali. Masalah muncul ketika salah satu pelari asing, Jack Ahearn, menuliskan kekecewaanya di media sosial terkait hadiah yang tak kunjung cair. Ia menggungah fotonya dengan karton hadiah bertuliskan Rp 150 juta sebagai juara marathon kategori internasional.
Jack menyelesaikan lomba tersebut dalam waktu 3 jam 30 menit 48 detik. "Saya memenangkan hadiah ini tetapi @indonesiainternationalmarathon tidak memberikan hadiah kepada saya dan semua pemenang internasional. Mereka tidak bertanggung jawab atas hal ini dan berusaha membayar hadiah kepada para pemenang secara adil. Mereka memblokir nomor telpon dan tidak merespon selama dua bulan sampai sekarang," ujar Jack.
Ade menjelaskan bahwa panitia penyelenggara Indonesia International Marathon, PT Tata Media Prima/The Media Palace (TMP), datang ke KONI Pusat membawa rencana untuk menggelar ajang tersebut. Kegiatan tersebut dianggap potensial mendukung sport tourism di Indonesia sehingga, kata dia, KONI bersepakat untuk mendukungnya.
"Dalam perjanjian ada kesepakatan bahwa TMP yang menyiapkan kebutuhan seluruh penyelenggara, termasuk hadiah dan lain-lain," kata Ade kepada Tempo, Rabu, 31 Agustus 2022.
Pandemi Covid-19 membuat acara tersebut tertunda selama dua tahun. TMP kemudian datang lagi ke KONI dan memberi tahu bahwa lomba akan berlangsung pada Juni 2022. TMP datang sambil mengabarkan bahwa sejumlah sponsor dari Indonesia International Marathon sudah mundur.
TMP meminta dukungan pendanaan ke KONI Pusat. "Mendekati hari H mereka memberikan laporan kurang dana karena sponsor ada yang mengundurkan diri. Nah, mereka meminta bantuan ke KONI Pusat. Mengingat pendaftaran sudah dilakukan, lalu banyak peserta yang sudah daftar dan pesan tiket dan lain-lain. Maka tidak mungkin ditunda. Akhirnya kami membantu termasuk dukungan hadiah dan lain-lain," ujar dia.
Lomba Indonesia International Marathon di bagi dalam dua kategori yaitu nasional dan internasional. Untuk katergori elite asing tidak diselenggarakan karena belum memungkinkan. TMP mengusulkan agar pemenang kategori internasional mendapatkan hadiah Rp 150 juta.
KONI tak menerima usulan tersebut. Musababnya, Komite menilai nilai hadiah itu lebih besar dari kategori nasional yang menurunkan pelari elite. "Untuk yang nasional itu elitenya sudah kami sepekati Rp120-125 juta, untuk pemenang. Juaranya adalah Agus Prayogo dengan catatan waktu 2,5 jam. Uang untuk Agus sudah diberikan dan langsung dipotong pajak," kata Ade.
Agus Prayogo adalah peraih medali emas PON Papua. "Menurut hemat kami kebijakan kategori asing Rp 50 juta belum diipotong pajak, karena mereka kan bukan pelari elite atau profesional. Dan hadiahnya sudah kami kirimkan ke mereka melalui transfer pada bulan ini," ujar dia.
Ade mengatakan bahwa KONI berencana untuk memanggil panitia dan para pemenang dari pelari asing tersebut untuk mengetahui duduk perkara pemberian hadiah Indonesia International Marathon. "Saya berharap kasus ini segera diselesaikan," ujar dia. Hingga berita ini ditayangkan, Tempo juga masih berusaha menghubungi PT Tata Media Prima untuk mendapatkan konfirmasi.
Baca juga : Tips Lari bagi Pemula ala Agus Prayogo, Ubah Mindset dan Cukup Hidrasi
