TEMPO.CO, Jakarta - Tim nasional Inggris bersama sembilan negara Eropa lainnya berencana melakukan kampanye anti diskriminasi saat tampil di Piala Dunia 2022. Selain Inggris, negara lainnya yang terlibat dalam kampanye bertajul OneLove adalah Belanda, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Norwegia, Swedia, Swiss, dan Wales.
Setiap negara dan setiap kapten dari delapan negara ini akan mengenakan ban lengan khas OneLove, yang menampilkan hati yang berisi warna dari semua latar belakang, selama turnamen. Khusus untuk Swedia dan Norwegia tidak melakukannya karena bukan peserta Piala Dunia 2022 di Qatar,
Federasi sepak bola Belanda, yang mempelopori kampanye itu, memilih warna untuk mewakili semua warisan, latar belakang, jenis kelamin, dan identitas seksual.
Kampanye OneLove akan menggunakan kekuatan sepak bola untuk mempromosikan inklusi dan mengirim pesan menentang diskriminasi dalam bentuk apa pun saat mata dunia tertuju pada permainan global. Pesan tersebut akan dilambangkan oleh masing-masing kapten tim nasional putra dengan mengenakan ban lengan khas OneLove.
Meski demikian, tuan rumah Qatar sudah mengantisipasi kampanye global tersebut. Pemerintah Qatar secara tegas telah menyatakan bahwa kampanye yang bernuansa dukungan hubungan sesama jenis itu adalah pelanggaran pidana, termasuk selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Swedia dan Norwegia akan berpartisipasi dalam inisiatif tersebut selama pertandingan UEFA Nations League. Sementara Timnas Inggris akan mengenakan ban lengan hitam selama kedua pertandingan Nations League untuk menandai kematian Ratu Elizabeth II.
“Ini adalah pesan penting yang sesuai dengan permainan sepak bola. Di lapangan semua orang sama dan ini juga harus terjadi di setiap tempat di masyarakat. Dengan band OneLove kami menyampaikan pesan ini,” ujar kapten Timnas Belanda, Virgil van Dijk. “Atas nama tim nasional Belanda, saya sudah cukup lama memakai band ini. Senang melihat negara lain bergabung dengan inisiatif ini.”
OneLove didirikan di Belanda pada 2020 untuk menekankan bahwa semua penggemar sepak bola memiliki setidaknya satu kesamaan, kecintaan pada sepak bola, dan untuk menentang segala bentuk diskriminasi. Selain berfokus pada pesan publik, inisiatif tersebut juga dikembangkan untuk menawarkan pelatihan keragaman kepada klub akar rumput.
“Kecintaan kami pada sepak bola menyatukan kita semua. Tidak peduli dari mana Anda berasal, seperti apa penampilan Anda dan siapa yang Anda cintai. Sepak bola ada untuk semua orang dan olahraga kita harus membela orang-orang di seluruh dunia yang menghadapi diskriminasi dan pengucilan,” ujar kapten Jerman, Manuel Neuer.
Pada bulan Juni, kapten Inggris, Harry Kane. mengungkapkan bahwa dia telah membahas untuk mengambil sikap kolektif mengenai hak asasi manusia di Qatar dengan Christian Eriksen dari Denmark dan kapten Prancis, Hugo Lloris. “Saya merasa terhormat untuk bergabung dengan rekan-rekan kapten tim nasional lainnya dalam mendukung kampanye penting OneLove,” kata Harry Kane.
“Sebagai kapten, kami semua mungkin bersaing satu sama lain di lapangan, tapi kami juga berdiri bersama melawan segala bentuk diskriminasi. Ini bahkan lebih relevan pada saat perpecahan biasa terjadi di masyarakat. Mengenakan ban kapten bersama atas nama tim kami akan mengirimkan pesan yang jelas ketika dunia sedang menonton.”
Prinsip Kompensasi
Ide untuk kampanye khusus ini berasal dari inisiatif Kelompok Kerja UEFA, yang didirikan untuk menanggapi masalah seputar perlakuan Qatar terhadap pekerja migran dan komunitas LGBTQ+. Sementara Homoseksualitas saat ini dianggap ilegal di Qatar dan siapa saja yang melanggarnya dapat dihukum hingga tiga tahun penjara.
Guardian melaporkan tahun lalu bahwa 6.500 pekerja migran telah meninggal di negara tersebut dalam sepuluh tahun dalam upaya persiapan menuju Piala Dunia 2022. Para pekerja dilaporkan menerima upah rendah, melakukan kerja berbahaya, sering dilakukan dalam cuaca panas yang ekstrem.
Laporan tersebut kemudian dibantah oleh kepala eksekutif penyelenggara turnamen Nasser Al Khater. Ia menyatakan laporan tersebut belum terverifikasi dan tidak menghubungkan kematian 6.500 pekerja dengan proyek infrastruktur Piala Dunia 2022.
"Kami terus mendorong prinsip kompensasi bagi keluarga pekerja migran yang kehilangan nyawa atau terluka dalam proyek konstruksi," kata Kepala Eksekutif federasi sepak bola Inggris, Mark Bullingham.
Baca: Piala Dunia 2022 Qatar: Profil Timnas Amerika Serikat Diperkuat Bintang Chelsea Christian Pulisic