Pandangan Ketua KOI
Sementara itu, Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari menghargai keputusan PRSI dan meminta mereka untuk lebih serius mempersiapkan atlet menghadapi agenda multieven ke depan. Raja Sapta menilai, promosi dan degradasi merupakan hal yang biasa dilakukan induk organisasi. Kebijakan yang diambil oleh PRSI tersebut berdasarkan arahan DBON dan PPON.
"Kami menghormati kebijakan federasi, dalam hal ini PRSI. Kami menginformasikan renang adalah cabor yang diandalkan, kini tak sebatas di SEA Games tapi juga ditargetkan di Olimpiade," kata Raja Sapti.
"NOC Indonesia telah memberikan support berupa direct Communication kepada FINA (International Federation of Aquatic) untuk memberikan dukungan kepelatihan, seperti coaching clinic dan program training camp untuk atlet. Sekarang bola ada di PRSI.”
Okto menyadari, tantangan yang dihadapi PRSI tidak mudah. Baik menyiapkan prestasi jangka panjang hingga jangka pendek. Untuk tahun 2023, setidaknya ada beberapa agenda multievent yang harus diperhatikan PRSI, mulai SEA Games 2023 Kamboja (5-17 Mei), ANOC World Beach Games Bali (5-12 Agustus), serta Asian Games 2022 Hangzhou yang ditunda menjadi 23 September-8 Oktober.
"Kami menyadari tantangan PRSI tidak mudah, terlebih cabor ini juga menjadi andalan di SEA Games dan juga diproyeksikan medali di Olimpiade 2032. NOC meminta keseriusan PRSI dalam mempersiapkan atletnya menghadapi sejumlah agenda-agenda multievent tersebut,” ujar Raja Sapta menambahkan.
Baca Juga: Jadwal Denmark Open Rabu: 9 Wakil Indonesia Berlaga