TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, kembali menegaskan bahwa kewenangan untuk memberikan izin kompetisi sepak bola Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, berada di tangan kepolisian.
Menpora sudah mendapatkan banyak masukan dari klub sepak bola yang meminta agar kompetisi segera bergulir kembali karena mereka memiliki kontrak dengan pemain lokal dan pemain asing.
"Saya paham apa yang dirasakan mereka dan memang ada dampak ekonomi yang besar karena liga ini belum berjalan. Sekali lagi saya katakan, untuk perizinan ada di kepolisian, bukan dari kami," kata Zainudin Amali saat melakukan kunjungan di Padang, Kamis, 3 November 2022.
Kompetisi sepak bola dihentikan setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, yang mengakibatkan 135 orang meninggal dan ratusan orang mengalami luka-luka. Sudah lebih dari sebulan sejak kejadian itu, Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, belum juga kembali berlanjut.
"Kelanjutan kompetisi bergantung pada izin keramaian dari kepolisian. Itu ada di sana bukan pada kami," kata Menpora.
Saat ini, kata Menpora, PSS bersama kepolisian tengah merumuskan standar operasi dan prosedur (SOP) pelaksanaan pertandingan sepak bola yang mengacu pada Statuta FIFA, Statuta PSSI, dan peraturan internal kepolisian.
"SOP ini nantinya akan menjadi pegangan seluruh penyelenggara pertandingan sepak bola di Indonesia," katanya.
Zainudin Amali menekankan, selama kepolisian telah memberikan lampu hijau untuk kompetisi dapat bergulir kembali, maka kompetisi bisa dilanjutkan. "Kami pemerintah selalu bersemangat untuk hal itu."
Klub sepak bola tuntut kejelasan kompetisi
CEO Semen Padang FC, Win Bernadino, mengatakan setiap klub di Indonesia ini membutuhkan kepastian apakah kompetisi ini berlanjut atau tidak.
"Sejauh ini memang kami belum dapat informasi terkait kelanjutan liga, namun untuk Liga 1 kabarnya akan ada rapat manajer, kita Liga 2 masih menunggu," kata dia.
Ia berharap, meski PSSI akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB), sebaiknya kompetisi ini dilanjutkan kembali. Tapi, yang terpenting adalah kepastian jadwal yang diketahui seluruh tim peserta Liga.
"Apakah kompetisi dilanjutkan atau dihentikan sampai waktu kapan, bahkan kompetisi ini ditutup saja dan diulang musim depan, yang terpenting adalah kejelasan," kata dia.
Dengan adanya ketidakpastian kompetisi, Win melanjutkan, klub harus menanggung kerugian mulai karena dana yang ditahan sponsor karena tidak adanya kejelasan jadwal kompetisi, padahal harus mengeluarkan dana operasional, serta gaji pemain seperti biasa.
"Kami tentu waspada apabila tiba-tiba kompetisi dinyatakan berlanjut dengan terus menggelar latihan," ujarnya.
"Kami berharap awal November ini sudah ada kejelasan akan kelanjutan kompetisi ini. Kita tidak bisa menjawab ke sponsor kapan kompetisi ini bergulir dan berharap PSSI sebagai pemilik regulasi menjelaskan kepada tim," kata CEO Semen Padang FC itu.
Baca Juga: Liga 1: Persita Tangerang Siapkan Uji Coba Usai Libur Panjang