TEMPO.CO, Jakarta - Lifter Eko Yuli Irawan menyatakan saat ini sudah tidak masuk dalam daftar atlet pemusatan latihan nasional (Pelatnas) angkat besi 2022. Meski demikian, ia masih bertekad ingin tampil di Olimpiade Paris 2024.
Karena sudah tidak berada di Pelatnas, Eko tidak mendapat biaya dari Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) untuk berangkat ke Kejuaraan Dunia 2022. Kejuaraan tersebut merupakan ajang pertama untuk kualifikasi Olimpiade Paris 2024 dan akan berjalan di Bogota, Kolombia, pada 5-16 Desember 2022.
Oleh sebab itu, Eko sedang berupaya mencari dukungan sponsor untuk beberapa kejuaraan, salah satunya dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Ikhtiar tersebut akhirnya terwujud.
Peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 itu akhirnya bisa berangkat ke Kolombia setelah mendapat bantuan dana dari Kemenpora. Sebelumnya, ia sempat kesulitan mencari dana dan berniat menggunakan dana pribadi.
"Saya mengucapkan terima kasih sudah diperbantukan dan dibiayai untuk mengikuti kualifikasi di Kolombia. Yang pasti saya tidak akan menyia-nyiakan anggaran yang telah dikeluarkan ini dan kami akan maksimal untuk meraih prestasi di Kolombia," kata Eko di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu, 30 November 2022.
Setelah berhasil mendapatkan dukungan untuk satu kejuaraan, Eko menyatakan untuk turnamen berikutnya belum ada sponsor yang siap membantunya. Ia berharap Kemenpora bisa membiayai setiap kualifikasi yang diikutinya.
"Kalau memang sampai Olimpiade Paris dibiayai untuk ikut kualifikasi, ya kenapa tidak? Meskipun saya sudah tidak menjadi bagian dari pelatnas,” kata Eko.
Setelah kejuaraan di Bogota, Eko masih harus mengikuti empat sampai lima turnamen lagi untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade Paris 2024. Dua turnamen berikutnya ialah Kejuaraan Dunia 2023 dan Piala Dunia IWF 2024. Selain itu, berdasarkan ketentuan dari federasi internasional IWF, para lifter juga wajib berpartisipasi dalam turnamen tertentu, seperti Kejuaraan Asia 2023 dan beberapa turnamen level Grand Prix.
Eko Yuli Irawan mengatakan akan terus berupaya mencari sponsor, tapi hingga saat ini belum ada yang menawarkan diri. Di sisi lain, lifter berusia 33 tahun itu juga masih berharap bisa kembali bergabung ke Pelatnas.
Eko sebelumnya sempat terlibat perselisihan dengan PB PABSI yang tidak menyetujui permintaannya untuk dilatih oleh Lukman. Eko lantas memutuskan keluar dari Pelatnas awal tahun 2021 sehingga membuat Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) turun tangan mencarikan dana bantuan agar bisa tetap berlatih maksimal menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Seandainya tak kunjung dipanggil Pelatnas, Eko mengaku rela mengeluarkan uang pribadi agar bisa mengikuti kejuaraan kualifikasi. Namun, dia tetap berharap bisa mendapat bantuan dana dari pemerintah.
"Sponsor belum ada, tapi tetap kami akan berdiskusi dulu dengan Kemenpora dan federasi. Kalau tidak ada anggaran (dari pemerintah), ya mengeluarkan uang sendiri," kata lifter yang tampil dalam empat edisi Olimpiade itu.
Kendati sudah tidak menjadi atlet Pelatnas, Eko Yuli Irawan menyatakan akan tetap berkoordinasi dengan PB PABSI dan berusaha mengusulkan dukungan dana ke Kemenpora untuk penambahan biaya. "Karena saya tidak ada di SK (Pelatnas),” kata dia.
Baca: PABSI Tetap Ingin Turunkan Eko Yuli Irawan di Kualifikasi Olimpiade Paris 2024