TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penyerang Italia Gianluca Vialli meninggal karena kanker pada usia 58 tahun. Sampdoria—klub Liga Italia yang diperkuatnya pada 1984-1992—mengonfirmasi kabar duka itu pada Jumat, 6 Januari 2023. Vialli meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan.
Baca: Fenomena Messi, Nama Lionel dan Lionela Meningkat 700 Persen di Argentina
Vialli didiagnosis menderita kanker pankreas pada 2017. Dia dinyatakan sembuh setahun kemudian tetapi penyakitnya kambuh kembali.
"Saya tahu saya mungkin tidak akan mati karena usia tua, saya berharap untuk hidup selama mungkin, tetapi saya merasa jauh lebih rapuh dari sebelumnya," kata Vialli dalam film dokumenter Netflix yang ditayangkan pada Maret 2022.
Dia menggambarkan kanker sebagai "teman perjalanan" yang dia harapkan pada akhirnya akan meninggalkannya dalam damai, setelah menguji keberaniannya. "Penyakit dapat mengajarkan banyak hal tentang siapa Anda, dan dapat mendorong Anda untuk melampaui cara hidup kita yang dangkal," ujar pemain yang pernah memperkuat Juventus dan Chelsea itu.
Namun Vialli terpaksa menepi dari perannya sebagai ketua delegasi tim nasional Italia bulan lalu, dengan mengatakan dia perlu berfokus untuk mengatasi fase baru penyakitnya. Bekerja dengan skuad Italia, Vialli dipertemukan kembali dengan pelatih nasional Roberto Mancini, teman seumur hidup dan rekannya di lini depan ketika mereka bermain untuk Sampdoria.
Mancini dan Vialli memimpin Italia ke turnamen Euro 2020, yang ditunda hingga 2021 karena pandemi COVID-19, mengangkat trofi di Stadion Wembley. Mereka merayakannya dengan pelukan penuh air mata. “Lebih indah daripada pelukan yang biasa kami berikan satu sama lain ketika saya mengoper bola dan dia mencetak gol," kata Vialli dalam wawancara dengan televisi RAI pada November 2022.