TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan menuduh Mike Tyson telah memperkosanya dalam gugatan hukum yang diajukan di New York, Amerika Serikat. Korban mengatakan serangan itu terjadi sekitar awal 1990-an setelah dia bertemu dengan juara dunia tinju kelas berat itu di sebuah kelab malam di Albany, New York.
Baca Juga: Ini Ultimatum Terakhir Cristiano Ronaldo sebelum Berpisah dengan Agennya, Jorge Mendes
Seperti dilaporkan Marca pada Selasa, 24 Januari 2023, dalam gugatan dengan tuntutan ganti rugi senilai US$ 5 juta atau sekitar Rp 74,8 miliar itu, korban mengklaim bahwa dugaan penyerangan dalam limusin itu meninggalkannya dengan cedera fisik, psikologis, dan emosional selama bertahun-tahun.
Mike Tyson sebelumnya sudah menjalani hukuman penjara setelah dinyatakan bersalah atas pemerkosaan terhadap peserta kontes kecantikan Desiree Washington pada 1992. Dia dijatuhi hukuman enam tahun tetapi dibebaskan pada 1995 karena berkelakuan baik selama di penjara.
Tyson telah bergumul dengan rasa bersalah dan penyesalan atas tindakan yang dia lakukan saat itu, tetapi ceritanya tampaknya terus berlanjut. Perempuan lain menggugat Tyson karena diduga telah memperkosanya.
Pemerkosaan itu diduga terjadi di sekitar waktu yang sama dengan Washington yang mengungkapkan Tyson telah memperkosanya di Indianapolis. Meski dinyatakan bersalah dan mendekam di penjara, Tyson selalu mengaku tidak bersalah atas semua yang didakwakan kepadanya.
Tindakan hukum di wilayah bagian utara New York diajukan di bawah Undang-Undang Penyintas Dewasa yang baru-baru ini diadopsi negara bagian. Undang-undang itu memberikan waktu satu tahun kepada korban kekerasan seksual untuk mengajukan gugatan hukum yang terjadi bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu.
Identitas korban tetap dirahasiakan tetapi dia memerinci bagaimana Tyson bertemu dengannya di kelab malam lokal, Septembers. Korban kemudian masuk ke limusin Tyson setelah petinju itu menawarkan untuk menjemput salah seorang temannya dan membawa keduanya ke pesta. Korban ini mengklaim Tyson dengan cepat mulai meraba-raba dan menciumnya.
Di dalam dokumen itu, tidak terungkap apakah Tyson sendirian atau pengemudi limusin hadir saat dugaan pemerkosaan itu terjadi. Juga tidak ada perincian lebih lanjut tentang apa yang terjadi tetapi ini membuka peluang bagi saksi untuk menjadi bagian dari penyelidikan ini.
Perempuan ini ingin merahasiakan namanya karena indikasi identitasnya akan menimbulkan risiko kerusakan mental lebih lanjut, pelecehan, ejekan, atau rasa malu pribadi. Perwakilan mantan petinju kelas berat itu belum membuat pernyataan publik tentang gugatan tersebut.
Baca Juga: Hasil Australian Open 2023: Aryna Sabalenka dan Magda Linette Melaju ke Semifinal
MARCA