TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menggelar kurus manajemen pengamanan stadion sejak Rabu, 25 Januari, hingga Rabu, 2 Februari 2023. Kurus ini diikuti 66 orang dari aparat keamanan, penyelenggara pertandingan, dan pihak terkait sepak bola lainnya.
Selama kursus berlangsung peserta mendapat berbagai materi dari Tim Teaching dari Coventry University, Inggris, yang dipimpin Prof Mike Hardy dan Prof David Mcllhalton. Selain itu, ada juga instruktur dari anggota Kepolisian Skotlandia yang berpengalaman dalam merencanakan pengamanan Piala Dunia, Patrick O’Callaghan, dan Inspektur Pertandingan Calum Glenny.
Asisten Operasi (Asops) Kapolri, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, mengatakan, peserta kursus antara lain diperkenalkan bagaimana caranya mendeteksi suporter yang dicurigai sebagai provokator dalam pertandingan sepak bola.
"Selain diperkenalkan menggunakan aplikasi bagaimana mendeteksi suporter dicurigai sebagai provokator, para peserta kursus pengamanan stadion juga dikenalkan dengan istilah prinsip kolaborasi, METHANE," kata Agung, seperti termuat dalam rilis.
Prinsip METHANE, tutur mantan Kapolda Riau ini, merupakan singkatan dari Major Incident, Exact Location, Type of Incident, Hazard, Access, Number of Casualities dan Emergency Services.
Major Incident merupakan tanda apakah insiden besar telah diumumkan. Exact Location menyatakan apa lokasi yang tepat dari wilayah geografis kejadian. Type of Incident merupakan kejadian seperti apa itu. Sedangkan Hazard menyatakan potensi bahaya apa yang dapat diidentifikasi. Lalu, Access atau rute apa terbaik untuk akses keluar suporter saat kejadian hal diinginkan.
"Para peserta berjumlah 66 orang juga dikenalkan berapa banyak korban dan bagaimana kondisi mereka serta Emergency Services, mana dan berapa banyak aset serta personel tanggap darurat yang diperlukan," kata Agung Setya.
Tak hanya itu, para peserta kursus juga dikenalkan beragam situasi, mulai hijau, kuning hingga merah, serta bagaimana langkah-langkah diambil dalam kondisi tersebut sesuai dengan aturan FIFA.
Pada hari pertama kursus, Kamis lalu, para peserta langsung terjun dibawa ke lapangan, Stadion Gelora Bung Karno (GBK), guna mengamati satu per satu sarana stadion. Termasuk Venue Operation Control di stadion terbesar di Indonesia tersebut. Pengenalan ini merupakan bekal awal bagi peserta kursus kelas operator dan trainer.
Mike Hardy, menurut Agung, menekankan akan 3 hal ingin ditransformasikan kepada 66 peserta selama kursus berlangsung selama sepekan. Ketiga hal tersebut pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill), dan nilai (Value).
Baca Juga: Perbandingan Program Kerja Erick Thohir dan La Nyalla sebagai Calon Ketua Umum PSSI