TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara Baltik dan Polandia pada Kamis, 2 Februari 2023, meminta badan olahraga internasional untuk melarang atlet Rusia dan Belarusia berkompetisi di Olimpiade 2024 dan acara lainnya saat perang di Ukraina berlanjut.
Baca Juga: Raja Salman dan Pangeran MBS Memuji Terpilihnya Arab Saudi sebagai Tuan Rumah Piala Asia 2027
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengumumkan pekan lalu bahwa atlet dari kedua negara, yang dilarang berkompetisi di Eropa, mungkin diizinkan untuk mendapatkan slot untuk Olimpiade Paris 2024 melalui kualifikasi Asia. Meskipun IOC kemudian mengatakan tetap dengan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia dan Belarusia.
"Setiap upaya Komite Olimpiade Internasional untuk membawa kembali atlet Rusia dan Belarusia untuk berkompetisi, bahkan di bawah bendera netral, harus ditolak," kata menteri olahraga yang mewakili Latvia, Lituania, Estonia, dan Polandia dalam sebuah pernyataan.
"Upaya untuk mengembalikan atlet Rusia dan Belarusia ke kompetisi olahraga internasional di bawah tabir netralitas melegitimasi keputusan politik dan propaganda luas negara-negara ini," tambahnya.
Mereka meminta semua organisasi dan federasi olahraga internasional untuk mengeluarkan atlet Rusia dan Belarusia dari kompetisi internasional hingga perang berakhir. Tiga negara Baltik dan Polandia, anggota Uni Eropa dan NATO yang berbatasan dengan Rusia dan Belarusia, telah menjadi pendukung kuat Ukraina dan termasuk yang pertama mengirim senjata setelah invasi Moskow hampir setahun lalu.
Rusia mengatakan mempertahankan keamanannya sendiri dan menyangkal tuduhan kekejaman yang meluas di Ukraina.
Latvia bergabung dengan Kyiv pada hari Rabu dalam ancaman untuk memboikot Olimpiade 2024 dan kualifikasi jika atlet Rusia dan Belarusia dimasukkan sementara perang berlanjut di Ukraina. Atlet dari Rusia dan tetangganya Belarusia, yang membantu invasi Moskow ke Ukraina setahun lalu, telah dilarang mengikuti banyak kompetisi internasional sejak saat itu.
Namun pekan lalu, IOC mengatakan Dewan Olimpiade Asia telah menawarkan kesempatan kepada atlet Rusia dan Belarusia untuk berkompetisi di Asia. Tawaran itu menuai protes dari Kyiv yang menyerukan agar olahragawan Rusia dilarang karena invasi Rusia.