TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina terus menyerukan pengecualian semua atlet Rusia dan Belarusia dari Olimpiade Paris 2024 dan menuntut Komite Olimpiade Internasional (IOC) mencegah tentara Rusia berkompetisi di Olimpiade jika Rusia pada akhirnya diizinkan untuk berkompetisi sebagai “netral”.
"Kami berkukuh bahwa IOC harus membuat mekanisme konkret untuk memeriksa netralitas ini," kata Presiden Komite Olimpiade Ukraina Vadym Huttsait kepada kantor berita EFE pada Kamis, 23 Maret 2023.
Huttsait, yang meraih medali emas bersama tim anggar Ukraina di Olimpiade Barcelona 92, mengusulkan agar para atlet menandatangani deklarasi yang akan membuat mereka berjanji mengutuk invasi Rusia ke Ukraina selama Olimpiade berlangsung.
Menurut pemerintah Ukraina, 45 dari 71 medali yang diperoleh Rusia di Olimpiade Tokyo 2020 diraih oleh atlet dari Klub Olahraga Pusat Angkatan Darat Rusia, CSKA, yang merupakan bagian dari Kementerian Pertahanan. Salah satu kekhawatiran Komite Olimpiade Ukraina adalah para atletnya akan bersaing dengan anggota angkatan bersenjata yang telah menginvasi Ukraina dan membunuh warga sipil Ukraina setiap hari.
"Tidak ada atlet Ukraina yang tidak kehilangan seseorang dalam perang ini,” ujar Huttsait, yang juga menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga Ukraina.
Sebagai contoh, Huttsait mengenang insiden pada Februari yang melibatkan pemain FC Minaj (divisi pertama Ukraina) dan pemain Rusia Shinnik Yaroslavl (divisi dua), yang terlibat perkelahian di sebuah hotel di Turki.
"Jika ini terjadi di antara olahragawan sederhana, mudah untuk membayangkan apa yang akan terjadi dengan atlet yang juga tentara," kata Huttsait, merujuk pada beberapa atlet Olimpiade Rusia yang berkompetisi di klub yang terkait dengan militer atau struktur keamanan lainnya, seperti Kementerian Dalam Negeri.
Selanjutnya, Olimpiade jadi sarana mendukung perang di Ukraina...