TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap perolehan medali Indonesia di ajang SEA Games 2023 di Kamboja tidak boleh berkurang dibanding capaian di ajang pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara sebelumnya. "Memang tidak boleh kurang, kalau itu (hasil medali) turun, maka prestasi kita turun," kata Ma'ruf Amin di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Jumat, 5 Mei 2023.
Meski SEA Games Kamboja yang berlangsung 5-17 Mei belum dibuka secara resmi, sejumlah pertandingan sudah dimainkan sejak Jumat, 5 Mei 2023 pukul 07.00 WIB. Indonesia sudah mengumpulkan satu medali perak dan lima perunggu dan kini berada di posisi kelima klasemen medali SEA Games 2023.
Tuan rumah Kamboja berjaya di puncak klasemen dengan total sembilan medali, dengan lima di antaranya adalah medali emas ditambah empat medali perak. "Ya, atau mungkin orang sudah lebih maju daripada kita, oleh karenanya SEA Games ini menjadi ukurannya. Kita berharap tak turun, bahkan bisa menjadi juara umum, minimal pada posisi nomor dua atau runner up," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf Amin, yang juga Ketua Tim Koordinasi Pusat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) pun, mengatakan bahwa DBON sudah menetapkan target untuk SEA Games. "Atlet nasional kita, kalau tidak juara atau juara umum paling tidak runner up. Kalau turun daripada itu berarti ada sesuatu yang harus diperbaiki, itu sebagai momen untuk penilaian DBON kita ada kemajuan atau tidak," tutur dia.
Presiden Joko Widodo, pada Selasa, 2 Mei lalu, melepas keberangkatan 599 atlet beserta 230 pelatih dan ofisial yang akan berlaga dalam 31 cabang olahraga di SEA Games ke-32 di Kamboja Ia berpesan agar tim Indonesia di SEA Games dapat memperoleh medali emas yang lebih banyak dan peringkat yang lebih tinggi dibanding capaian di SEA Games ke-31 di Vietnam dengan 69 medali emas dan berada di peringkat ketiga.
CdM Kontingen Indonesia Minta Semua Atlet Siap
Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja, Lexyndo Hakim, berharap para atlet siap untuk berkompetisi di berbagai kondisi. "Jangan menjadi keluhan tapi tantangan baru bagi pelatih, manajer, ofisial, dan CdM untuk mencari solusinya. Jangan sampai mental dan psikologi atlet terganggu. Kami akan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada atlet yang akan berjuang," ujar Lexy.
Adapun beberapa kendala yang dinilai Lexy sebagai tantangan bagi para atlet dan jajaran tim, di antaranya adaptasi tempat bertanding, jarak antara satu tempat ke tempat lainnya, logistik, makanan, hingga kemacetan.
Namun, ia mengatakan terus berusaha untuk meminimalisasi masalah tersebut dengan memberikan semangat dan pelayanan serta solusi terbaik bagi pihak-pihak terkait. "Memang hingga hari ini, kemacetan masih menjadi problem. Kalau tempat latihan, penginapan, makanan, tempat bertanding... itu saya rasa sudah memenuhi standar," kata dia.
"Kami juga harus menyesuaikan dengan cuaca untuk cabang olahraga yang dipertandingkan di luar ruangan atau outdoor karena cuaca di sini sangat terik dan panas. Kalau untuk olahraga indoor yang tidak ber-AC, ada adaptasi udara yang harus menjadi perhatian juga," ujar Lexy menambahkan.