Bagi Hendrawan, persiapan teknis untuk tiga anak asuhnya – Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Tommy Sugiarto – sudah sangat baik. “Untuk saat ini kami sedang mencoba terus menjaga kondisi psikologis dan pikiran mereka saja,” katanya.
Selain itu, Hendrawan juga menyatakan bahwa sisa waktu yang ada memang lebih dimanfaatkan untuk terus menjaga kebugaran anak-anak asuhnya. “Dan kami sudah mencoba mempersiapkan rencana apa saja yang akan dilakukan selama di Guangzhou agar kondisi mereka tetap bagus.”
Tim merah putih akan bertemu dengan Jepang di awal babak penyisihan, pada hari Minggu pekan depan. Keesokan harinya, Sony Dwi Kuncoro dan kawan-kawan akan berhadapan dengan Inggris. Berselang dua hari, mereka akan bertemu Cina. Jika mampu terus melaju sampai ke babal final, setidaknya akan bermain pada lima pertandingan.
Dengan jadwal seperti itu, menurut Hendrawan kondisi para atlet harus tetap terjaga dengan baik. “Terutama untuk tetap mempertahankan agar semangat mereka jangan sampai kendur,” katanya. Menurutnya, jangka waktu turnamen yang cukup panjang dengan jadwal pertandingan yang tidak padat memang perlu disiasati dengan baik. “Apalagi setiap atlet mempunyai karakter yang berbeda,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan pelatih ganda putra, Sigit Pamungkas. “Saya juga lebih mencoba untuk terus memacu semangat anak-anak,” katanya. Keberadaan dua pasangan muda, Bona Septano/Muhammad Ahsan dan Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama Dasuki, menjadi perhatian khusus. “Mereka harus benar-benar dipersiapkan karena mereka belum pernah berlaga di kejuaraan beregu sebelumnya,” katanya.
Sigit mengaku memerlukan banyak pilihan alternatif untuk sektornya, yang membuat dua pasangan muda itu harus siap dengan kondisi apa pun. Pasangan Markis Kido/ Hendra Setiawan, menurut Sigit, membutuhkan cadangan akibat cedera lutut yang masih mendera Kido. “Saya akan menjadi sangat hati-hati nanti, jangan sampai cedera Kido menjadi semakin parah,” katanya.
Adapun pada sektor tunggal putri, Maria Kristin Yulianti yang beberapa waktu terakhir mengalami masalah dengan cedera lutut, sudah memberikan kemajuan pesat. “Yang saya lihat mendekati keberangkatan ini tanggung jawab dan kemauan keras sudah semakin ditunjukkan Maria,” kata pelatih tunggal putri, Marlev Mainaky.
EZTHER LASTANIA