Menurut Djoko,dalam babak penyisihan nanti Indonesia memang patut waspada pada Inggris dan Cina. “Mereka merupakan pesaing yang kuat. Walau begitu, kita harus tetap mengusahakan yang terbaik,” katanya.
Dengan target seperti itu, Nova Widianto, pemain paling senior dalam tim mengaku tidak terlalu khawatir. Menurutnya, dominasi pemain muda dalam skuad Sudirman kali ini tidak akan menjadi kendala berarti. “Ini memang agak berbeda dari sebelum-sebelumnya. Tetapi menurut saya ini justru dapat menjadi keuntungan tersendiri,” katanya.
Bagi Nova, para pemain muda yang memperkuat timnya diharapkan dapat memberikan yang terbaik. “Karena mereka seharusnya justru bisa bermain tanpa beban,” katanya. Adapun Nova menilai pada sektor ganda campuran – tempat dia berlaga bersama Liliyana Natsir – memang lawan paling tangguh adalah Cina. “Inggris sudah kehilangan andalannya di sektor campuran dan ganda putri setelah Gail Emms tidak bermain lagi,” katanya.
Kepala pelatnas Cipayung Christian Hadinata juga tidak merasa target yang diberikan anak-anak asuhnya berat. “Yang terpenting mereka mampu berjuang keras di babak penyisihan untuk bisa menuju ke final,” katanya. Bagi Christian, dengan semangat berjuang seperti itu setidaknya anak-anak asuhnya bisa mencoba memberikan yang terbaik. “Jika sudah sampai final kan hanya akan ada dua pilihan saja, menang atau jadi juara dua,” katanya.
Indonesia terakhir merebut Piala sudirman pada 1989. Ketika itu tim Merah Putih berhasil mengalahkan tim bulutangkis Korea Selatan di babak final dengan hasil akhir 3-2.
EZTHER LASTANIA