Lalu, apa bedanya permukaan tanah liat di Caja Magica (Kotak Ajaib), sebutan Stadion Madrid –pekan lalu digelar Turnamen Madrid Open--yang mendapat sentuhan desain arsitektur yang megah ini?
Tanah liat di lapangan Madrid dianggap lebih keras dibandingkan lapangan tanah liat lainnya, seperti di Roland Garros. Hal ini dikeluhkan Nadal, “lapangan benar-benar cepat memantulkan bola,” ujar Nadal, yang butuh empat jam untuk menundukkan Novak Djokovic di semifinal dan kalah di final.
Namun, lapangan berwarna merah bata ini kemungkinan akan menjadi ajang terakhir kedua petenis . Pasalnya, tahun depan lapangan ini kemungkinan akan berubah warna menjadi biru, meski tetap dengan permukaan tanah liat.
Menanggapi rencana perubahan itu, baik Nadal maupun Federer sama-sama menyatakan tidak setuju. Namun promotor turnamen Ion Tiriac mengatakan, tenis harus melakukan inovasi jika ingin bersaing dengan cabang lain seperti sepak bola dan Formula Satu.
“Kami mencoba sesuatu yang baru setiap tahun,” ujar Tiriac. “ATP tidak mempunyai aturan yang mengatakan saya tidak bisa bermain di turnamen dengan warna yang saya inginkan.. itulah masa depan olahraga ini.”
Lagi-lagi Nadal maupun Federer tidak sependapat dengan ide ini.
“Saya menolaknya, saya benar-benar menolak hal itu,” ujar Nadal. “Saya kira musim kompetisi (lapangan) tanah liat adalah salah satu yang terbaik dalam aspek sejarah tenis dunia dan lapangan tanah liat adalah berwarna merah. Bukan biru dan saya pikir itu menjadi binis pertunjukan.”
Direktur turnamen Manolo Santana tetap optimis dengan rencana perubahaan warna ini. “Dialog antara pemain dan kami adalah kuncinya,” ujar mantan juara Wimbledon ini. “Kami tidak bisa katakan tidak, tapi kami bisa menghentikan apa yang sedang kami pikirkan bagus untuk tenis.”
Santana mengatakan, “Caja Magica” mengatasi masalah pertumbuhan stadion-stadion baru. Stadion utama dengan kapasitas 12.500 dengan atap yang bisa digeser menjadi bagian dari upaya Madrid untuk membidik menjadi tuan rumah Olimpiade 2016.
Sementara Andy Roddick, berbeda 180 derajat dengan dua rivalnya. Petenis Amerika ini justru setuju dengan adanya perubahan, meski harus secara keseluruhan bisa mengesankan. “Saya hanya berpikir yang terbaik saja,” ujarnya. “Saya tidak peduli warnanya apa. Jika itu membuat terasa seperti lapangan keras,” ujar petenis yang jago di lapangan keras ini.
BERBAGAI SUMBER| NUR HARYANTO