Di Wimbledon aturan lebih ketat lagi, penonton berbicara saat pertandingan berlangsung bisa dianggap menganggu pertandingan dan buntutnya diusir keluar. Tak boleh membawa bayi atau anak di bawah umur yang bisa menangis tidak terkontrol. Semua orang yang menonton pertandingan tenis di lapangan rumput itu harus duduk manis, menoleh ke kanan dan ke kiri mengikuti laju bola, sejak petenis melakukan servis. Tepuk tangan atau berteriak diijinkan setelah bola mati.
Wimbledon mencatat tiga petenis perempuan yang suka menjerit yang dikeluhkan panitia dan pemain karena dianggap mengganggu. Pertama Monica Seles, kemudian Maria Sharapova dan terakhir petenis debutan Michelle Larcher de Brito, yang baru berusia 16 tahun.
Penampilan Michelle di Roland Garros tiga pekan lalu, dikeluhkan lawan mainnya. Jeritan gadis portugis yang berulang-ulang itu mengganggu dan membuat lawan mainnya protes kepada wasit.
Sekarang Federasi Tenis Internasional (ITF) yakin dan akan mempertimbangkan gangguan di luar aturan tenis seperti itu sebagai "kebisingan" di bawah kode etik.
Sembilan kali juara Wimbledon Martina Navratilova percaya bahwa si-Ratu Menjerit mendapatkan keuntungan yang tidak adil dalam pertandingan. "Dengkur, tertawa, jeritan, itu semua kecurangan dan harus dihentikan," katanya.
"Saya mulai mengalami masalah (dengan jeritan) ketika saya masih bermain dengan Monica Seles, saat dia kembali bertanding di awal tahun 1990-an. Dia adalah salah satunya (yang suka menjerit) dan saya tidak menyukai itu. Itu mempengaruhi pemainan saya karena sangat penting bagi saya untuk mendengar bola terkena raket.”
"Aturan harus diubah, pemain harus diberi peringatan. Jika mereka tidak berhenti, poin mereka harus dikurangi. Saya bisa melihat orang mematikan pesawat televisi mereka karena kebisingan yang dibuat pemain.”
Mungkin Larcher de Brito akan mendapatkan halangan dengan aturan ITF mengenai jeritan ini. Penerima kartu wildcard Wimbledon ini disambut oleh media Inggris yang senang ikut dalam mengukur tingkat desibel jeritan Maria Sharapova dan Seles. Suara mereka dibandingkan dengan sumber suara yang memekakkan telinga seperti suara jumbo jet, sebuah kereta disel dan sirene polisi.
Tetapi Larcher de Brito, seperti Sharapova lulusan dari Nick Bollettieri akademi di Florida, akan kukuh tidak menurunkan volume nada meskipun akan menjadi masalah. "Ada sesuatu yang sudah menjadi bagian dari permainan saya. Jika mereka membuat aturan bahwa Anda tidak boleh berteriak atau menjerit atau mengorok, hal tersebut tidak adil karena itu bagian dari permainan," katanya.
"Saya 16 tahun, saya masih banyak belajar. Mungkin akhirnya saya dapat mengontrol. Saya harap tidak karena berasal dari Monica Seles, atau datang dari Sharapova, benar-benar datang dari pemain besar."
Bollettieri telah mengatakan dia tidak pernah mendorong murid-muridnya untuk mengomel dan mengerang.
BERBAGAI SUMBER| NUR HARYANTO