Saat ini, Federer dalam kondisi puncak. Sebelumnya 12 bulan lalu, Federer yang telah lima tahun mendominasi Klub All England Inggris, harus menyerah dari Nadal. Meski kalah, pertarungan klasik lima set harus dilalui Nadal untuk menghentikan Federer di lapangan rumput.
Kini, dengan keputusan Nadal untuk mundur dari Wimbledon setelah mengalami cedera lutut di Turnamen Roland Garros, Federer memiliki kesempatan emas untuk menyamai rekor Pete Sampras, yang meraih tujuh gelar Wimbledon.
"Saya tidak merasa seperti saya memiliki tekanan ekstra," ujar peringkat dua dunia itu. “Ada beban yang berkurang di pundak saya sejak di Paris. Dengan memenangkan Paris, saya jadi sedikit lebih santai.”
Pertandingan perdana Federer di lapangan rumput akan menghadapi petenis Taiwan Yen-Hsun Lu pada hari Senin. Pertandingan ini merupakan kesempatan pertama Federer, sejak mengalahkan Robin Soderling di final Roland Garros. Federer melewatkan turnamen pemanasan di lapangan rumput Halle pekan lalu.
Lima bulan lalu, ketika dia menangis saat kalah dari Nadal di Australia Terbuka, banyak pengamat tenis mengatakan itu adalah akhir era Federer. Tampaknya, pengamatan itu meleset 180 derajat.
Pernikahannya dan keinginanya menjadi seorang ayah, bagi petenis yang berusia 27 tahun ini mencapai perspektif baru dalam kehidupan pribadinya. Kemenangannya di Paris terbuka, menjadi terobosan yang membawanya menyamai rekor Sampras dan menjadikanya sebagai petenis yang difavoritkan juara.
"Saya telah mencapai lebih dari yang pernah saya pikir," kata Federer. "Saya mimpi sebagai seorang anak laki-laki yang akan memenangkan Wimbledon satu hari nanti. Saya telah memenangkannya lima kali, sepertinya satu memang tidak cukup.”
Federer dengan penuh keyakinan mengaku masih ingin memenangi banyak turnamen dan masih banyak lagi Grand Slam yang ingin direbut. “Saya tidak kecanduan untuk mengalahkan semua rekor tenis, tapi saya kagum dengan mereka.”
REUTERS| AP| WIMBLEDON| NUR HARYANTO