Pernyataan Pangeran Khaled al-Faisal, Gubernur Mekah dan salah satu anggota penting Kerajaan Arab Saudi, dipandang sebagai dukungan terhadap perempuan untuk melaklukan aktivitas olahraga.
Arab Saudi sejauh ini memang melarang aktivitas olahraga fisik di sekolah-sekolah perempuan. Atlet-atlet perempuan Saudi dilarang untuk tampil di ajang olahraga seperti olimpiade.
Contoh aktual ketatnya pemerintah Arab Saudi terhadap aktivitas perempuan adalah membatalkan permainan olahraga bagi kaum hawa dan maraton. Beberapa tokoh agama bahkan berargumen bahwa lari dan meloncat bisa merusak selaput dara dan menggagalkan keinginan perempuan untuk menikah.
Tokoh agama berperan penting dalam pembatasan terhadap perempuan beraktivitas semacam menyetir dan memilih dalam pemilihan umum. Meskipun aktivitasnya terhalang, angin perubahan sedikti demi sedikit datang. Beberapa perempuan di Saudi diam-diam membentuk tim sepak bola, basket, volui, dan tim olahraga lainnya di wilayah kerajaan tersebut.
Putri Adelah, adik perempuan Pangeran Abdullah, baru-baru ini menyatakan di depan publik tentang perlunya melihat pengenalan olahraga bagi kaum perempuan. Salah satu alasannya, ia melihat banyak perempuan di negerinya gemuk dan lamban. Menurut laporan media sekitar 52 persen pria di Saudi engalami masalah obesitas dan 66 persen perempuan mengalami problem yang sama.
AP | BAGUS WIJANARKO