Venus dengan mudah mengalahkan Agnieszka Radwanska dari Polandia dengan 6-1, 6-2, kemudian disusul Serena menyingkirkan unggulan delapan Victoria Azarenka dari belarus dengan 6-2, 6-3.
“Mereka berdua bermain dengan sangat baik. Mereka memainkan 'Permainan Williams,'” ujar Richard Williams, ayah Venus dan Serena. “Dan ketika kamu menghadapi 'Permainan Williams', sangat sulit untuk mengalahkannya.”
Selanjutnya Williams bersaudara ini akan menghadapi dua petenis Rusia. Venus akan bertemu unggulan pertama Dinara Safina, sedangkan unggulan kedua Serena akan menghadapi Elena Dementieva yang menjadi unggulan keempat.
“Saya akan sangat senang apabila terjadi final Williams,” ujar Venus. “Begitupula dia (Serena).”
Venus kali ini berusaha menjadi wanita pertama sejak Steffi Graf secara beruntun memenangi Wimbledon dari tahun 1991-1993. Sedangkan Serena ingin menambah koleksi gelarnya, yang tahun 2002 dan 2003 kalah dari adiknya di partai final. “Bisa jadi (ketemu lagi di final). Saya akan pulang karena saya tidak dapat melihat pertandingan itu,” ujar Richard. “Saya pikir keduanya akan mencapai final.”
Sementara Safina sebelumnya mengalahkan Sabine Lisicki asal Jerman dengan 6-7 (5), 6-4, 6-1. Sedangkan Dementieva, periah medali emas Olimpiade ini berhasil menundukkan francesca Schiavone dari Italia dengan mudah 6-2, 6-2.
Menghadapi Venus di semi final, bagi Safina memang cukup berat meski dalam tiga kali pertemuan, dia menang satu kali. “Saya tidak berpikir kalah saat pergi ke pertandingan. Saya pikir saya punya peluang di sana,” ujar adik Marat Safin.
Sementara Dementieva, yang tahun lalu dikalahkan Venus di semi final, mengaku tak gentar menghadapi pertandingan kali ini. “Saya ingin lihat seberapa jauh saya mampu mengatasi dia (Serena),” ujar Dementieva. “Pasti akan menjadi pertandingan yang bagus.”
AP| REUTER| WIMBLEDON.COM| NUR HARYANTO