TEMPO Interaktif, Roger Federer juara Wimbledon 2009. Petenis Swiss yang sudah memegang lima gelar di Wimbledon – bertarung melawan petenis Amerika Serikat, Andy Roddick. Drama lima set berakhir setelah Federer menutupnya dengan 5-7, 7-6 (8-6), 7-6 (7-5), 3-6, 16-14
Roddick bahkan langsung membuka pertandingan di lapangan utama, Minggu dengan kemenangan 7-5. Adu akurasi pukulan dan serangan bola baik dari garis belakang mampun depan diberikan baik Federer maupun Roddick. Sampai berita ini diturunkan, mereka masih dalam set penentuan setelah sama-sama imbang 2-2 dengan hasil 5-7, 7-6 (8-6), 7-6 (7-5), 3-6, 16-14. “Saya hanya ingin mencoba menggunakan setiap kesempatan dengan baik,” katanya.
Federer tampaknya memang harus melalui perjuangan yang berat untuk membuktikan bahwa dirinya masuk dalam jajaran petenis terbaik dunia. Gelar juara yang dikejarnya di All England Club ini bukan hanya menjadi gelar ke enam bagi Federer. Gelar itu juga akan membawanya kepada gelar grand slam ke-15. Catatan itu akan melampaui rekor yang kini menjadi miliknya bersama Pete Sampras dengan 14 gelar grand slam. “Saya suka bermain melawan dia (Roddick), bukan hanya sekadar mencari rekor,” kata Federer.
Gelar juara yang bisa diraihnya kali ini sebenarnya dapat membuat Federer sejajar atau bahkan lebih baik dari Rod Laver, Jimmy Connors, John McEnroe, Bjorn Borg dan Sampras.
Bagi Federer yang telah bermain di final Wimbledon tujuh kali berturut-turut, kini berhasil mewujudkan gelar keenamnya di lapangan rumput Wimbledon. Selain itu, sejarah yang dicatatnya dengan kemenangan ini adalah menjadi tiga petenis dalam 40 tahun yang menenangi Prancis Terbuka dan Wimbeldon dalam musim yang sama.
Selain itu, kemenangan ini akan mendongkrak poinnya sehingga menempatkannya di posisi peringkat pertama dunia. Dengan demikian akan menggeser Rafael Nadal, yang telah bercokol selama satu setengah bulan.
Sebelum final Wimbeldon ini, sejarah pertemuan Roddick menang dua kali dan kalah 18 kali dari Federer. Meliputi tujuh kali kemenangan Federer di turnamen Grand Slam, tiga kali Federer menang atas Roddick di semifinal Wimbledon pada 2003, 2004 dan 2005 di final All England Club. Roddick kalah dari Federer di Amerika Terbuka 2006.
Disaksikan Sampras
Pete Sampras – yang telah menjuarai Wimbledon tujuh kali – kembali ke All England Club. Ini merupakan kedatangan petenis asal Amerika Serikat itu untuk pertama kalinya sejak 2002. Kala itu, Sampras hanya bertahan sampai babak kedua setelah dikalahkan petenis Swiss George Bastl.
Saat ini, Sampras kembali untuk menyaksikan pertarungan para juniornya, Federer dan Andy dari Royal Box. Sampras menyaksikan dari sana bersama dengan para mantan juara lainnya seperti Bjorn Borg dan Rod Laver.
Sampras - 37 tahun - memiliki catatan yang tidak kalah memukau dari Federer di turnamen lapangan rumput. Sejak tahun 1993, Sampras mampu mendominasi All England Club dan meraih gelar juara tiga kali berturut-turut. Sempat tertahan di tahun 1996, Sampras kembali pada dominasinya dengan menjuarai Wimbledon empat kali beruntun, dari tahun 1997 sampai 2000. Sampras menyudahi karirnya setelah meraih gelar grand slam ke-14 tahun 2002 di Amerika Terbuka.
REUTERS | EZTHER LASTANIA| NUR HARYANTO