TEMPO Interaktif, Stanford - Marion Bartoli menjuarai turnamen WTA Premier, Stanford Classic, Minggu waktu setempat. Unggulan delapan asal Prancis ini melumatkan petenis peringkat tiga dunia, Venus Williams 6-2, 5-7, 6-4 di babak final. Kemenangan ini menjadi sebuah pembalasan Bartoli atas Venus yang mengalahkannya di final Wimbledon tahun 2007 lalu.
Gelar ini membuat Bartoli semakin percaya diri mengincar posisi lima besar dunia. Kini dia telah naik dua peringkat dari posisi 14 menjadi 12 dunia. Pengalaman mengalahkan Venus, yang merupakan pemegang tujuh gelar juara Grand Slam, menjadi pencerahan baginya. "Jika saya bisa terus bermain seperti ini sepanjang tahun ini, saya bisa masuk lima besar," kata Bartoli.
Bartoli kini sudah mengantongi lima gelar juara. Namun, hanya gelar dari Stanford ini saja yang merupakan gelar pada tingkat turnamen Premier. Menurutnya, kemenangan seperti itu dapat menjadi modal yang baik untuk kematangan dirinya di lapangan.
"Saya semakin mengerti apa yang harus saya lakukan dalam posisi genting. Saya semakin mengenali kekuatan dan kelemahan saya sendiri," kata petenis berusia 24 tahun ini.
Di mata Bartoli, kemenangannya atas Venus memberikan modal tersendiri untuk menghadapi turnamen-turnamen selanjutnya. "Itu sangat penting untuk kondisi mental saya sendiri. Saya menjadi bisa lebih fokus menghadapi petenis terbaik di dunia," katanya.
Dalam pertandingan menghadapi Venus di stadion tenis Taube Family, Bartoli seperti mampu mendominasi permainan lewat serangan-serangannya yang agresif. Namun, unggulan delapan itu sempat harus berjuang keras pada set ketiga untuk menghadapi perlawanan Venus. "Kesempatan untuk menang hanya akan datang jika saya yang menguasai lapangan, bukan sebaliknya," katanya.
Bartoli pun akhirnya membuat Venus kehilangan fokus. "Saya seperti tidak mampu menemukan permainan saya," kata Venus.
Padahal, Venus tampil begitu meyakinkan pada babak-babak sebelumnya. Venuslah yang menyingkirkan dua petenis Rusia, Maria Sharapova dan Elena Dementieva. Venus juga sangat diunggulkan menjadi juara setelah adiknya, Serena Williams, lebih dulu tersingkir di babak perempatfinal.
REUTERS | EZTHER LASTANIA