TEMPO Interaktif, Jakarta - Ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan urung mempertahankan gelar juara mereka di Kejuaraan Dunia yang akan digelar di Hyderabad, India, pekan depan. Mereka batal berangkat setelah Kido mengalami gangguan kesehatan fisik.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh mengatakan pihaknya telah mengajukan pengunduran diri kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). "Surat resminya sudah diberikan Selasa (4/8) lalu," katanya.
Kondisi kesehatan Kido memang tidak stabil sepanjang enam minggu persiapan menjelang keberangkatan. Bahkan, dia sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit dua pekan lalu. "Saya sempat dirawat di rumah sakit selama empat hari," kata Kido.
Perawatan dijalani Kido setelah dia jatuh pingsan saat latihan fisik. Pelatih ganda putra Sigit Pamungkas mengatakan anak asuhnya itu memang memiliki masalah dengan tekanan darahnya. "Saya tahu dia (Kido) mempunyai tekanan darah tinggi, seharusnya dia menjaga pola makannya," katanya ketika ditemui di Pelatnas Cipayung, Rabu (5/8).
Sigit menyatakan bahwa kondisi Kido langsung menurun setelah dia mengkonsumsi makanan-makanan yang memacu tekanan darahnya. "Saat itu memang dia baru kembali lagi ke pelatnas setelah libur akhir pekan," kata Sigit.
Kondisi inilah yang membuat Sigit ragu memberangkatkan Kido/Hendra ke India. "Sekarang ini saya masih belum tahu keputusan pengurus bagaimana, yang jelas saya lebih memilih untuk tidak mengikutkan dia ke Kejuaraan Dunia," kata Sigit.
Sampai saat ini, pihak PB PBSI memang masih belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait mundurnya Kido/Hendra. Bahkan, Kido/Hendra sendiri juga mengakui mereka masih belum mengetahui secara pasti tentang nasib mereka. "Kalau memang tidak jadi berangkat, saya tidak masalah," kata Hendra.
Mundurnya Kido/Hendra setidaknya sedikit memupuskan harapan Indonesia untuk meraih gelar juara. Kini, harapan lebih diberikan kepada pasangan ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir untuk bisa menyabet gelar juara yang ketiga. Mereka merupakan juara dunia tahun 2005 dan 2007.
Meski demikian, PB PBSI sendiri juga tidak terlalu mematok target bagi para atlet yang berangkat ke Hyderabad. Kepala Pelatnas Cipayung Christian Hadinata menyatakan prediksi peluang prestasi memang sulit dilakukan untuk saat ini. "Sulit juga untuk menentukan dasarnya, apalagi sampai saat ini kita memang menunjukkan prestasi yang kurang," katanya.
Christian menyadari bahwa anak-anak asuhnya ini memang tidak lagi menjadi yang terbaik di dunia. Oleh karena itu, dia berharap agar mereka mampu tampil tanpa beban. "Mungkin saja dengan tampil seperti itu mereka bisa memberikan kejutan," katanya.
EZTHER LASTANIA