TEMPO.CO, Jakarta - Penghargaan pemain terbaik dunia, Ballon d'Or 2024, yang dimenangi Rodri diwarnai kontroversi. Real Madrid dan seluruh jajarannya memutuskan untuk memboikot dengan tak menghadiri malam anugerah yang berlangsung di Paris, Senin malam, 29 Oktober, karena mendapat bocoran pemain mereka, Vinicius Jr, gagal meraih penghargaan itu.
Menurut laporan media Spanyol, putusan untuk tak menghadiri malam anugerah itu diawali dari keputusan Vinicus. Real Madrid kemudian mendukungnya.
Kenapa Vinícius melakukan itu? Ia marasa diperlalukan tak adil. Pemain Brasil ini menganggap dia gagal menang karena selama ini gencar memerangi rasisme.
"Saya akan melakukannya 10 kali jika harus. Mereka belum siap," tulis Vinicius di X.com.
Seorang staf Real Madrid, kepada Reuters, menambahkan bahwa, "Dunia sepak bola belum siap menerima seorang pemain yang berjuang melawan sistem."
Dalam pernyataan lain, Real Madrid menyinggung ketegangan antara mereka dengan UEFA atas proyek Liga Super yang kontroversial juga berperan. “Jelas bahwa Ballon d'Or - UEFA tidak menghormati Real Madrid, dan karenanya kami tidak akan hadir di tempat yang kami rasa tidak dihormati,” kata mereka.
Penghargaan Ballon d'Or diberikan oleh majalah France Football. Tahun ini, mereka didukung UEFA.
Vincent Garcia, pemimpin redaksi France Football, membantah anggapan adanya konspirasi terhadap Vinicius atau Real Madrid. "Tahun ini, UEFA mendukung gala tersebut, tetapi France Football-lah yang memberikan penghargaan tersebut," katadia kepada L'Equipe, sambil menegaskan bahwa tidak ada manipulasi yang terjadi.
Garcia memberikan perspektif lain tentang kemenangan Rodri, dengan menyatakan, “Persaingannya ketat. Vinicius menghadapi persaingan ketat dengan sesama pemain Madrid seperti (Dani) Carvajal dan (Jude) Bellingham yang juga berada di lima besar, yang kemungkinan besar mengencerkan suaranya dan berpotensi menguntungkan Rodri.”
Sudut Pandang Lain: Aspek Ekonomi
Selain soal kontroversi dan tudingan konspirasi itu, di media-media Spanyol juga muncul analisis lain, yang menekankan pada aspek ekonomi. Di balik reaksi Vinícius yang menolak menghadiri gala Ballon d'Or, dengan dukungan klub, terdapat kepentingan komersial. Kegagalan itu membuat kedua belah pihak telah kehilangan potensi pendapatan yang signifikan.
Vinicus misalnya kini kehilangan kesempatan untuk menegosiasikan kembali kontrak saat ini atau mengejar kontrak baru dengan nilai lebih besar. Ia juga kehilangan prospek pemasaran yang gurih setelah gagal meraih Ballon d'Or.
Potensi ekonomi yang hilang itu cukup signifikan. Pertama, Vinícius dipastikan gagal mendapat bonus yang seharusnya dibayarkan Real Madrid kepadanya untuk status Ballon d'Or-nya. Jumlahnya bisa melebihi satu juta euro, yang akan dikonsolidasikan menjadi kontrak yang lebih baik dan memungkinkannya untuk bernegosiasi dari posisi yang lebih menguntungkan.
Saat ini, Vinícius berada di jajaran pemain dengan tingkat gaji di layer kedua di kalangan pemain Real Madrid. Ia mendapat penghasilan bersih 10 juta euro per tahun, sama dengan Bellingham. Bila meraih Ballon d'Or ia berpeluang mencapai 15 juta euro, menyamai Kylian Mbappe.
Ballon d'Or akan membuka pintu bagi kenaikan gaji dan perjanjian komersial baru. Vinícius (24 tahun) masih terikat kontrak dengan Real Madrid hingga 2027. Di akhir musim ini, tersisa dua tahun lagi dari kontraknya, dan diskusi pertama soal kontrak baru akan berlangsung. Daya tawarnya akan menurun setelah gagal meraih Ballon d'Or 2024. Sebelum gala Paris, agen Vinícius juga sudah meletakkan dasar, membocorkan berita tentang tawaran menggiurkan dari Arab Saudi dan kepastian bahwa ia akan menjadi pemenang Ballon d'Or.
Kini, setelah gagal menjadi pemenang, strategi komersial Vinicius juga berantakan. Nike, sponsor utamanya, telah membatalkan kampanye yang telah dijadwalkan untuk memanfaatkan citranya sebagai pemenang Ballon d'Or. Rencana peluncuran sepatu bola mewah Vinícius, edisi Ballon d'Or, dipastikan gagal.
Reaksi Negatif
Kini situasinya telah meledak. Suara negatif muncul. Para penggemar Madrid banyak yang kecewa atas boikot institusional terhadap penghargaan tersebut. Vinícius adalah atlet hebat, tapi sosok temperamentalnya akan membawa masalah, termasuk saat ini ketika Real Madrid terdorong mengambil sikap yang sulit.
Vinícius akan mengukir sejarah di Real Madrid, sebagai salah satu pemain hebat. Tetapi dengan situasi seperti yang baru saja terjadi, ia mungkin tidak diakui sebagai pemimpin yang hebat. Pemain asal Brasil itu telah muncul sosok yang egois dan berubah-ubah. Ia dianggap telah mendewakan dirinya sendiri dan menempatkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan klub.
Boikot Real Madrid dan Vinicius, juga dianggap berdampak buruk. "Sangat merugikan bagi olahraga jika klub sekelas Real Madrid tidak menghadiri acara besar seperti ini," kata pelatih timnas Spanyol yang menjuarai Euro 2024, Luis de la Fuente, di karpet merah acara penganugerahan di Paris, seraya menekankan implikasi yang lebih luas bagi komunitas sepak bola.
Alfredo Relano, pemimpin redaksi surat kabar olahraga AS yang menjadi bagian dari 100 jurnalis yang memberikan suaranya dalam Ballon d'Or, juga mengungkapkan kekecewaannya. "Ballon d'Or pertama untuk pemain Spanyol sejak 1960 tidak memicu kegembiraan kolektif yang kami antisipasi, tetapi malah berubah menjadi hari yang penuh kontroversi."
REUTERS | MARCA | AS | FOOTBALL ESPANA
Pilihan Editor: Manchester United vs Leicester City 5-2, Ruud van Nistelrooy Singgung Faktor Keberuntungan dan Puji Casemiro