Vita, mantan pemain palatnas Cipayung, menyatakan cukup puas dengan raihannya di Taiwan ini walau tidak bisa juara. Baginya, setiap turnamen yang diikuti memang masih menjadi ajang mencari pengalaman bersama pasangan barunya.
Vita baru berpasangan dengan Hendra sejak berlaga di turnamen Super Seri Indonesia Terbuka, Juli lalu. “Saya rasa ini merupakan awalan yang baik untuk saya dengan Hendra. Apalagi dia belum pernah bermain ganda campuran,” kata Vita dalam pesan singkatnya.
Di mata Vita, kekalahannya atas ganda campuran India lebih disebabkan oleh faktor faktor pengalaman di lapangan. Diju/Jwala langsung memberikan tekanan sepanjang pertandingan. “Mereka (India) memiliki strategi yang lebih baik dan pada poin-poin kritis kami sering kehilangan kontrol,” kata Vita.
Di ganda putri, Vita dan Mona – mantan pemain Indonesia yang kini membawa bendera Amerika Serikat – seperti kesulitan menghadapi Wei/Jiewen yang merupakan unggulan keempat. Padahal, di babak semifinal, Vita/Mona membuat kejutan dengan menyingkirkan permain top Cina, Gao Ling, yang berpasangan dengan Wei Yili.
Turnamen di Taiwan ini merupakan penampilan kedua Vita/Mona. Sebelumnya mereka tampil di Makau Terbuka. Dalam penampilan perdananya itu, Vita/Mona langsung tersingkir di babak kedua oleh unggulan pertama asal Cina, Du Jing/Yu Yang. Vita juga turun di ganda campuran bersama Hendra di Makau. Sukses menjadi satu-satunya harapan Indonesia di final, Vita/Hendra dikandaskan Yu Yang yang berpasangan dengan He Hanbin.
Sementara itu, para atlet muda pelatnas Cipayung tidak mampu bertahan lama di Taiwan. Ganda campuran Tantowi /Richi Puspita Dili yang bertahan cukup jauh sampai semifinal. Sayangnya, mereka harus menyerah dari Vita/Hendra.
EZTHER LASTANIA