TEMPO Interaktif!-- New York - Nasib Andy Roddick berakhir tragis. Petenis Amerika ini lunglai dan tertunduk setelah pertandingan berakhir tidak seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri dan agresifitas di lapangan unggulan kelima ini, tak membuat nyali lawannya, John Isner surut.
Isner yang menduduki peringkat 55 dunia, berhasil menghancurkan mimpi Roddick dalam pertarungan habis-habisan yang berakhir dengan 7-6 (3), 6-3, 3-6, 5-7, 7-6 (5).
Bagi Isner, Ini kali pertama dia mencapai babak keempat pada turnamen Grand Slam. Sedang bagi Roddick, justru sebaliknya, dia memenangkan US Open tahun 2003 dan telah menjadi runner-up di turnamen besar sebanyak empat kali. Terakhir, dia menjadi finalis All England Club di bulan Juli.
"Sulit. Maksudku, aku tidak tahu apakah aku telah datang ke turnamen ini dengan keyakinan penuh, "kata Roddick. "Meninggalkan turnamen ini lebih awal dari yang saya inginkan.”
Dia mematahkan servis Isner hanya dua kali. Bahkan pukulan groundstrokes-nya bersih, dengan hanya 20 unforced errors, sedangkan Isner 32 kali membuat kesalahan sendiri.
Sementara Isner terlihat bermain tanpa tekanan. "Aku benar-benar tenang dan terkendali," kata Isner. "Aku tidak panik."
Isner-yang memimpin Georgia dalam tim kejuaraan tenis NCAA tahun 2007-- kalah di putaran pertama dalam lima turnamen utama sebelumnya. Ia melewatkan tiga bulan musim ini dari pertengahan April hingga pertengahan Juli karena menderita mononukleosis, tapi kemenangan ini akan mendongkrak dia ke dalam peringkat 50 besar dunia.
Aku sedang menonton Prancis Terbuka. Aku ingat bagaimana rasanya aku sedang di rumah, "kata Isner. "Tapi saya pikir itu mungkin telah menjadi berkah tersembunyi."
AP| USOPEN.ORG| NUR HARYANTO