TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia gagal menambah medali di kejuaraan Asia Intercity di Tashkent, Uzbekistan, 27 September-2 Oktober, setelah para lifter kelas berat gagal menembus dominasi lifter Iran dan Korea Selatan.
Lifter Bayu Apriliawan yang turun di kelas 105 kg gagal bersaing setelah terdiskualifikasi pada nomor angkatan snatch. Bayu didiskualifkasi akibat gagal mengangkat barbel seberat 150 kg pada tiga kali kesempatan pertama.
Kegagalan Bayu juga diikuti Muhammad Reynaldi yang turun di kelas yang sama. Reynaldi gagal menggondol medali karena hanya berada di posisi ke-5. Lifter berusia 25 tahun ini mencatatkan angkatan snatch seberat 142 kg, clean and jerk 186 kg, dan total angkatan 328 kg.
Medali emas di kelas 105 kg ini diraih atlet Iran, Javad Naderi (173 kg, 211 kg, dan total 384 kg). Medali perak diraih lifter Korea Selatan Choong Ken Choi (167 kg, 207 kg, dan total 374 kg). Medali perunggu diraih lifter lain Moh. Reza Bar0 kg, 201 kg, dan total 361 kg).
“Di kelas ini, seperti biasanya Negara Iran dan Korea Selatan yang mendominasi,” kata Hadi Wihardja, Koordinator Bidang Terukur Program Atlet Unggulan (PAL), yang mendampingi para atlet Indonesia di kejuaraan ini.
Di kelas 105 kg lebih (kelas berat), lifter Indonesia Dedi Apriyanto juga gagal menyumbangkan medali. Dedi hanya terpaku pada posisi keempat setelah melakukan angkatan sntach seberat 151 kg, clean and jerk 180 kg, dan total angkatan 331 kg.
“Dedi sempat mencoba melakukan angkatan snatch seberat 158 kg untuk mengimbangi atlet lain, tapi gagal. Di angkatan clean and jerk dia juga mencoba barbell 191 kg, tapi juga gagal,” lanjut Hadi.
Medali emas untuk kelas berat ini diraih Young Hoon Song (Korea Selatan), perak oleh Mohsen Biranvand (Iran), dan perunggu diraih Bahtier Toshpulatov (Uzbekistan).
Dengan hasil ini, total medali yang berhasil dikumpulkan tim Indonesia berjumlah 13 medali emas dan 2 medali perak. Medali-medali ini disumbangkan para lifter yang turun di hari sebelumnya, yaitu Citra Febrianti, Okta Dwipramita, Sinta Darmariani, Gustar Juniarto, dan Sandow Wilmar Nasution.
ARIS M