TEMPO Interaktif, Makassar - Kejuaraan ski air terbuka 'Mattalatta Cup 2009' ke-2, yang akan digelar 8-11 Oktober di Tanjung Bunga Makassar, diikuti 55 atlit dari 12 provinsi, salah satunya master ski air unggulan asal Jakarta, Maliki Zulkarnaen. Diharapkan melalui kejuaraan ini maka akan semakin mengasah atlit-atlit, karena standar pertandingan yang digunakan adalah International World Water Sky Union.
Ketua Panitia Mattalatta Cup 2009, Andi Soraya Mattalatta Tenri Gappa, saat memberikan keterangan pers di Palu Room Hotel Singgasana Makassar, Rabu (7/10), mengatakan kejuaraan ski air Mattalatta Cup kali ini adalah yang kedua kalinya, yang diikuti 55 atlit dari 12 provinsi. Sebelumnya pada Mattalatta Cup pertama tahun 2006, hanya diikuti 46 atlit dari 11 provinsi.
12 provinsi yang ikut ambil bagian dalam kejuaraan ini adalah Jawa Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Papua, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Maluku, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Banten dan tambahan tahun ini Gorontalo.
Kejuaraan ski air terbuka ini akan digelar dalam tiga nomor pertandingan yakni trick riding yakni permainan ski air yang bersifat akrobat, slalom yakni permainan ski air melalui sejumlah lintasan, dan jumping yakni pertandingan ski air menilai jauhnya loncatan.
Salah satu atlit ski air yang sudah master juga ikut ambil bagian yakni Maliki Zulkarnaen (32) yang mewakili Jakarta. Ia adalah pemecah rekornas jumping 2008 sejuah 46 meter saat PON, dimana rekor ini sudah melampaui rekor Sea Games jumping putra 2008. "Kejuaraan kali ini saya tentunya menargetkan juara, terutama mempertahankan gelar sebelumnya," katanya. Pada kejuaraan Mattalatta Cup 2006 lalu, Maliki berhasil menjadi juara I jumping, juara I trick, juara I overall, dan pemecah rekornah jumping putra.
Nuniek Nurdiaty, juara I Overall Mattalatta Cup 2006 lalu, memilih untuk mundur dan menjadi pelatih. Kali ini dia menjagokan putrinya yang mewakili Jatim yakni Nur Tsuraya Priambodo. "Saya harap bisa juara overall," katanya. Saat Mattalatta Cup 2006 lalu, ia juga mengantongi juara I trick riding, juara I jumping, dan juara II slalom.
"Kita harapkan melalui kejuaraan ini maka kita bisa menghasilkan bibit-bibit atlit Sulsel dan nasional yang lebih unggul, karena ini menjadi salah satu ajang uji coba yang bisa diikuti atlit-atlit untuk selanjutnya berlaga di ajang internasional," kata Soraya.
Ketua harian KONI Sulsel, Andi Ilhamsyah Mattalatta, yang juga ketua Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air (POPSA) Sulsel, mengatakan sejak tahun 1990-an hingga sekarang terjadi penurunan prestasi atlit-atlit di Sulsel. Padahal tahun 1970-1980 atlit-atlit asal daerah ini mendominasi olahraga air ski air. Selanjutnya 1980-an bergeser ke Jatim, lalu ke Jakarta, Katim dan Bali. Tapi tahun lalu sudah mulai tersebar, ini terlihat dari perolehan medali kelas trick riding oleh Jabar, kelas slalom oleh Jateng dan kelas jumping oleh DKI.
Menurunya prestasi atlit ski air asal Sulsel ini dipengaruhi oleh faktor finansial, karena dibutukan dana besar untuk penyediaan sarana dan prasaran. Padahal dukungan pemerintah masih kurang. Situasi ini berbeda dimasa lalu, dimana dukungan pemerintah sangat besar, termasuk TNI yakni Kodam dan Angkatan Laut sendiri.
Sejarah kehadiran ski air Indonesia dipelopori oleh Andi Mattalatta tahun 1952, yang digelari 'Bapak Ski Air Indonesia'. Makassar sendiri adalah kota bersejarah bagi penyelenggaraan dan pengembangan ski air di tanah air, tercatat 28 September 1957, di pantai Losari-Makassar, Presiden Soekarno bersama 14 menteri dan 36 duta besar negara sahabat dan sejumlah tokoh menyaksikan langsung atraksi ski air yang memukau.
Ski air merupakan olahraga perairan yang memiliki nilai historis penting di Indonesia, khususnya di Sulsel. Beberapa prestasi cabang olahraga ini yang pernah membawa Indonesia sebagai juara tingkat Asia Tenggara tahun 1977-1983, bahkan pada Sea Games 1083-1997 ski air Indonesia masih bisa berjaya. (Irmawati)