TEMPO Interaktif, Jakarta - Lomba balap sepeda jalan raya Speedy Tour d'Indonesia tahun ini akan menjadi surga bagi raja-raja sprint. Perubahan rute membuat lomba yang akan digelar pada 22 November - 3 Desember itu didominasi jalur-jalur datar.
Ada beberapa rute yang diubah tahun ini. Yang cukup berpengaruh besar adalah perubahan rute etape lima, Semarang-Yogyakarta. Rute yang biasanya memberikan tantangan rute tanjakan berat melalui daerah Selo itu kini akan melewati daerah Boyolali. "Dengan demikian jalur ini menjadi jalur rata tanpa tanjakan," kata Direktur Perlombaan Sofian Ruzian ketika ditemui seusai konferensi pers di Gedung Telkom Kuningan, Rabu (17/10).
Sofian menyatakan bahwa perubahan rute itu membuat ada 17 kompetisi adu cepat tahun ini. Berbeda dibandingkan tahun lalu yang hanya ada 14 kali adu sprint. Sementara, para raja tanjakan hanya mendapatkan empat kali kesempatan untuk unjuk gigi di lomba yang membentang antara Jakarta - Bali itu.
Selain di etape lima, perubahan yang memunculkan hilangnya kesempatan adu menanjak juga terjadi di Bali. Setelah dari Gilimanuk, para pembalap tidak lagi akan menyusuri daerah Kintamani menuju Candi Dasa. Pembalap yang terbagi dalam 20 tim itu akan langsung digiring ke Denpasar. Keputusan ini sekaligus membuat Speedy Tour d'Indonesia hanya terbagi dalam 11 etape dari sebelumnya 12 etape.
Adapun tahun ini akan ada sembilan tim luar negeri yang ikut berkompetisi. Mereka berasal dari Iran, Jepang, Korea, Filipina, Malaysia, Kazakstan, Rusia, dan Australia. Tim juara bertahan asal Iran, Tabriz Petrochemical, sudah memastikan diri turun kembali di lomba berjarak 1.513 kilometer itu.
Sementara, dari 11 tim dalam negeri yang akan turun, tim nasional memilih untuk absen. Pelatih kepala PB ISSI Wahyudi Hidayat menyatakan bahwa keputusan untuk tidak ikut Tour d'Indonesia ini lebih kepada masalah penjagaan kondisi fisik para atletnya. "Mereka sedang berada dalam kondisi persiapan menjelang SEA Games Laos (bulan depan)," katanya.
l EZTHER LASTANIA