TEMPO Interaktif, London - Roger Federer dan Serena Williams mengakhiri musim pertandingan tahun 2009 dengan sempurna. Dua petenis peringkat satu dunia itu terpilih sebagai petenis terbaik 2009 oleh Federasi Tenis Internasional (ITF) setelah masing-masing mengumpulkan dua gelar juara grand slam sepanjang tahun 2009.
Federer meraih gelar Prancis Terbuka dan Wimbledon. Sementara Serena juara di Australia Terbuka dan Wimbledon.
Bagi Federer, ini merupakan kali kelima petenis kebanggaan warga Swiss itu menjadi petenis terbaik tahunan pilihan ITF berdasar penampilannya di serial grand slam, Tour, Piala Davis, dan Piala Fed. Sementara untuk Serena, ini merupakan yang kedua kalinya.
“Adalah kehormatan bagiku dinobatkan sebagai juara dunia ITF untuk kelima kalinya. Ini merupakan tahun yang luar biasa bagiku baik di dalam maupun di luar lapangan tenis,” kata Federer.
Federer memang menjalani musim yang menggembirakan di tahun 2009. Selain berhasil meraih gelar pertama di Perancis Terbuka, petenis kelahiran 8 Agustus 1981 itu juga berhasil meraih peringkat pertama kembalinya beberapa waktu direbut Rafael Nadal. Kemenangannya di Wimbledon ketika menundukkan Andy Roddick di final, sekaligus juga membuat Federer melampui rekor petenis legendaris Pete Sampras dengan mengoleksi 15 gelar juara turnamen grand slam.
Sementara Serena juga menggapai prestasi mengagumkan tahun ini. Terlepas dari kontriversinya saat didenda 175.000 dollar AS karena memaki juri di semifinal Amerika Terbuka, petenis berusia 28 tahun itu tahun ini juuga bisa kembali ke peringkat satu sejak awal November lalu. Selain raihan dua gelar grand slamnya, tahun ini Serena juga juara WTA Championship di Doha. Bersama kakanya, Venus Williams, Serena juga juara di nomor ganda Australia Terbuka, Wimbledon, dan Amerika Terbuka.
“Ini akan menjadi tahun yang tak terlupakan untuk tenis dengan beberapa penampilan luar biasa dari juara dunia kami. Roger Federer telah mencapai tempatnya di buku sejarah sementara Williams bersaudara masih tetap kompetitor terkuat di WTA Tour,” kata presiden ITF, Francesco Ricci Bitti.
REUTERS | ARIS M