TEMPO Interaktif, Malang - Panitia Pelaksana Pertandingan Arema Indonesia mengumumkan pendapatan duit dari penjualan tiket pertandingan kandang selama musim kompetisi 2009. Dari hasil penjualan tiket tiga uji cona dan enam pertandingan kandang, mereka meraih pendapatan kotor Rp 3.255.599.000
Menurut Abdul Haris, dari Panitia Pelaksana Pertandingan Arema, hasil penjualan tiket sengaja diumumkan untuk menangkis tudingan Aremania, suporter Arema, soal ketidaktransparanan manajemen dalam mengelola keuangan. Ketidaktransparanan ini dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan di tubuh Arema.
“Yang kami umumkan uang masuk dari penjualan tiket pertandingan uji coba dan Liga Super Indonesia 2009 agar mereka (Aremania) tahu duduk persoalannya dengan benar. Sebagai ketua panitia, saya merasa sangat tidak nyaman dituduh tidak transparan dalam soal uang,” kata Haris kepada wartawan di Sekretariat Arema Jalan Sultan Agung 9, Kota Malang, Jumat (8/1).
Haris mengungkapkan, dalam kurun 30 September hingga 23 Desember 2009 Arema melangsungkan tiga pertandingan kandang uji coba dan enam laga lanjutan Liga Super. Singo Edan menjamu Persid Jember (30/9), Persija Jakarta (11/10), dan Deltras Selection (22/11).
Dari tiga pertandingan uji coba manajemen membukukan pendapatan kotor Rp 819.830.000, yang pendapatan terbesar disumbang dari partai Arema melawan Persija sebesar Rp 628.100.000. Setelah dipotong komisi, biaya kandang, dan pajak 10 persen, manajemen memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 113.956.200. Pendapatan bersih dari pertandingan melawan Persija manajemen mendapat Rp 469.087.700.
Di ajang Liga Super, Arema menjamu Deltras (9/10), PSPS Pekanbaru (14/10), Persiwa Wamena (6/12), Persipura Jayapura (9/12), Persib Bandung (19/12), dan Sriwijaya FC (23/12). Pendapatan kotor dan pendapatan bersih terbesar diperoleh dari pertandingan melawan Persiwa, masing-masing sebesar Rp 756.645.000 dan Rp 538.334.250. Total pendapatan kotor dan pendapatan bersih (setelah dipotong komisi, biaya kandang, dan pajak 10 persen) dari enam pertandingan ini berjumlah Rp 2.435.769.000 dan pendapatan bersih Rp 1.706.601.323.
Jika pendapatan kotor dan pendapatan bersih ditambah dengan pendapatan serupa dari tiga pertandingan uji coba tadi, maka pendapatan kotor yang diraup sebesar Rp 3.255.599.000 dan total pendapatan bersih Rp 2.152.478.873. Total pendapatan bersih itu diperoleh setelah seluruh pendapatan kotor dipotong komisi sebesar Rp 102.194.250, biaya kandang Rp 675.365.977, dan Rp 325.559.900.
Sedangkan dari pertandingan akbar kandang menjamu tim sekota (derby), Persema Malang, di Stadion Kanjuruhan di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Minggu (10/1) ditargetkan pemasukan kotor minimal Rp 1 miliar dan pendapatan bersih minimal Rp 800 juta.
Menurut Gunadi Handoko, Direktur Utama PT Arema Indonesia, pendapatan dari partai melawan Persema dipakai untuk membayar seluruh kewajiban kepada pelatih dan pemain yang harus lunas hingga akhir Januari nanti. Kewajiban itu antara lain kekurangan pembayaran panjar atau uang muka kepada pelatih dan pemain sekitar Rp 1,6 miliar.
(Abdi Purmono)