“Ini hanya persoalan menemukan cara untuk menang. Aku sebelumnya tak mampu menemukannya. Jadi jelas ini terasa hebat akhirnya aku bisa menang dalam turnamen kelima yang telah kuikuti di tahun ini,” kata Mahan.
Pada pertandingan hari terakhir, Minggu (28/2) waktu setempat atau Senin (1/3) waktu Indonesia, Mahan secara luar biasa berhasil menghasilkan eagle (dua pukulan di bawah par) dan sepasang birdie (satu pukulan di bawah par) pada empat hole terakhir untuk mencatatkan 65 pukulan 6 di bawah par di pertandingan ronde keempat itu. Catatan yang diperoleh Mahan di ronde keempat sebenarnya sama dengan yang dicapai pegolf Korea Selatan, YE Yang, yang juga tampil hebat di hari terakhir.
Namun secara keseluruhan, dari empat ronde yang telah dipertandingkan, Mahan berhasil membukukan pukulan paling sedikit. Ia memimpin di depan pegolf muda berusia 21 tahun asal Amerika Serikat, Rickie Fowler, dengan selisih satu pukulan. Dari empat ronde yang dipertandingkan, Mahan secara total membukukan 268 pukulan 16 di bawah par. Fowler, yang baru terjun ke dunia golf professional pada tahun lalu, mencatat 269 pukulan 15 di bawah par. Sedang tempat ketiga diisi YE Yang dengan total 270 pukulan 14 di bawah par.
Sementara Mickelson, pegolf peringkat ketiga dunia, dan Poulter, pemenang Match Play Championship beberapa hari lalu, berada dalam kelompok besar. Keduanya secara total membukukan 275 pukulan 9 di bawah par.
Bagi Mahan, kemenangannya di TPC Scottsdale ini merupakan gelar keduanya di PGA Tour. Sebelumnya, pada tahun 2007, ia juga menjadi juara di Traveler Champhionship. Dua koleksi gelar PGA Tour tentu akan membuat Mahan bisa lebih percaya diri untuk bersaing dengan pegolf papan atas lainnya. Hal ini diakui sendiri oleh Mahan. “Kemenangan ini memberi rasa percaya diri yang besar bagi diriku sendiri. Aku melakukan hal yang benar dalam permainanku, dan itu terasa hebat,” kata dia.
AP| ARIS M