"Tim sudah bermain sesuai mau saya," kata Rastafari Horongbala kepada wartawan. Namun, Rastafari menyayangkan permainan tim asuhannya yang terlihat lambat. "Secara kualitas memang Aliansi di bawah kita," kata dia.
Sejak kuarter pertama Kelly Purwanto, Ign Rustawijaya, Fidyandini, Ponsianus Nyoman Indrawan dan Ary Chandra yang turun sebagai starter terus menyerang. Tim asuhan Rastafari Horongbala ini tidak membiarkan Mario Lawalata dan kawan-kawannya mengembangkan permainan. Sehingga perolehan poin Aliansi jauh di bawah Pelita, yaitu 19-7 sampai akhir kuarter satu.
Di kuarter dua, Chandra semakin bebas bergerak leluasa sehingga dapat mencetak 13 poin untuk Pelita. Sedangkan kondisi tim Aliansi semakin kehilangan pola permainannya dan jarak angka semakin melebar. Hingga kuarter dua berakhir, Pelita unggul jauh 50-11.
Memasuki kuarter tiga, pola permainan Aliansi tidak mengalami banyak perubahan. Lawalata yang memainkan aktor penting dilapangan tidak banyak memberikan kontribusi pada tim sehingga tetap tertinggal 67-26 untuk keunggulan pelita.
Kuarter akhir, Kelly dan kawan-kawan terus menyerang dan tidak memberikan ampun. Bola terus bersarang ke ring Aliansi sehingga perolehan angka semakin pesat untuk Pelita. Sampai pertandingan usai, Pelita unggul 82-36.
"Lawan memang kemampuannya di atas, persiapan kami juga kurang," kata Rifky Anton yang memaklumi kekalahan timnya.
Pada pertandingan sebelumnya, Aspac melibas Surabaya Pasific Caesar dengan skor 89-43. Pringgo Regowo, Xaverius Prawiro, dan Oky Wira Sanjaya menjadi penyumbang poin terbesar untuk Aspac, masing-masing 15, 14, dan 13. "Kami bermain serius dan tidak menganggap remeh lawan," kata Tjetjep Firmansyah pelatih Aspac usai pertandingan.
RINA WIDIASTUTI