TEMPO Interaktif , Berlin - Dua dekade yang lalu stasiun Televisi Jerman selalu bergegas dengan penuh semangat meliput kemenangan Steffi Graf atau Boris Becker. Kini turnamen tenis Jerman berjuang untuk menarik stasiun televisi dan sponsor, mantan juara Wimbledon Michael Stich kata.
"Waktu itu (tahun 1980-an dan 90-an) aku bersama Steffi dan Boris, selalu dikejar para wartawan televisi yang meliput turnamen. Saat ini Anda harus mengemis agar stasiun televisi menyiarkannya, " ujar Stich, direktur turnamen tanah liat Hamburg, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Jerman hanya mempunyai beberapa kompetisi top dalam setahun. Tapi setelah turnamen tenis putra di Hamburg berhenti masuk dalam ketegori Turnamen Seri Masters pada 2008 dan turnamen putri telah berhenti sejak tahun lalu, dunia tenis profesonal Jerman telah ditinggalkan pemain maupun sponsor.
Turnamen di Hamburg, dalam pergelaran ke 104 tahun ini, menderita pukulan besar-besaran sejak dua tahun lalu ketika peringkat turnamennya diturunkan menjadi turnamen tur biasa atau sering disebut ATP tur. Turnamen ini mulai diaktifkan dalam kalender turnamen tenis namun digeser pada Bulan Mei hingga pertengahan Juli.
Sebelumnya, turnamen Hamburg ini menarik bagi petenis-petenis top dunia karena digelar menjelang Grand Slam Prancis Terbuka. Turnamen ini menjadi ajang pemanasan untuk pertandingan akbar di lapangan tanah liat Prancis Terbuka, yang dimulai pada akhir Mei. Sekarang, turnamen Hamburg justru pada jadwal yang tidak tepat karena terjebak di tengah-tengah musim turnamen lapangan rumput dan turnamen lapangan keras.
"Pemain-pemain lebih baik (pada Bulan Mei) dan seharusnya tanggal pertandingannya juga lebih baik," Stich mengakui. "Situasinya adalah bahwa kita tidak mampu memiliki 1.000 turnamen. Itu bukan tidak mungkin. "
Namun, Stich mengatakan bahwa Hamburg bisa mengambil ceruk dari jadwal turnamen yang sibuk sebagai turnamen ATP terbesar di Eropa pada bulan Juli. "Tanggal-tanggal di bulan Mei kadang-kadang sangat ramai saat semua orang mempersiapkan diri untuk Prancis Terbuka," kata Stich. "Pemain sekarang mengeluh bahwa mereka terlalu banyak bermain tenis juga."
"Pada bulan Juli hanya ada 500 turnamen di Eropa, sehingga untuk pemain yang keluar dari Piala Davis (10 hari sebelum) atau mereka yang tidak ingin melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, itu sempurna," kata Stich, yang merebut juara di Hamburg pada tahun 1993. "Mungkin butuh dua hingga tiga tahun bagi pemain untuk membiasakan diri."
Mantan juara Wimbledon ini, mengambil alih turnamen 19-25 Juli tahun lalu. Dia optimistis sponsor utama akan segera datang dan tanda-tanda awal menunjuk ke arah sana. "Setelah turnamen merugi 500.000 sampai satu juta euro setiap tahun selama 10 tahun, tahun lalu kami berada pada kondisi hitam," kata mantan petenis berusia 41 tahun, yang mencapai karir tertingginya di nomor dua dunia pada tahun 1993 dengan memenangkan 18 turnamen tunggal. "Tahun ini kami berharap kami dapat meraup untung."
Stick mengaku telah mulai melakukan persiapan sejak tahun lalu. “Hari ini kita berada dalam pembicaraan dengan kemungkinan sponsor utama. Dalam 4-6 minggu mudah-mudahan kita dapat mengumumkan sebuah tanda tangan perjanjian."
REUTERS| NUR HARYANTO