Partai final kedua petenis berlangsung cukup sengit melalui reli panjang, pukulan keras yang tipis di atas net, dan permainan servis yang cukup seru dengan saling mematahkan servis lawan masing-masing, terutama di set ketiga.
Christopher lebih dulu mematahkan servis Sunu pada game kelima sehingga memimpin 3-2. Tak ingin kalah Sunu mencoba memberi perlawanan. Pada game kedelapan Sunu mendapat break point dan dapat memanfaatkan kesempatan itu dengan baik melalui backhand rendah dan tajam untuk menyamakan kedudukan menjadi 4-4.
Namun di dua game berikutnya, Christoper kembali menunjukkan kualitasnya
sebagai pemain nomor satu Indonesia. Permainannya tetap konsisten dan kualitas pukulannya sama sekali tidak menurun. Sebaliknya Sunu semakin tertekan setelah kehilangan game kesembilan. Penempatan bolanya tidak terukur sehingga memudah Christoper mengendalikan permainan. Perlawanan Sunu berakhir saat pukulan backhand-nya keluar lapangan.
“Dari awal saya yakin dapat mengalahkan Sunu. Meski saya sempat
kesulitan dengan servis saya. Tapi saya terus mencoba menampilkan permainan terbaik,” kata Christopher yang akhirnya bisa meraih gelar juara nasional pertamanya tahun ini.
Sementara Sunu hanya bisa memuji penampilan Christopher. “Dia main sangat bagus,” katanya.
Di sektor putri, unggulan pertama asal Jawa Tengah, Lavinia Tananta, juga tampil sebagai juara setelah menang mudah atas rekan sedaerahnya, Cynthia Melita, 6-1, 6-1. “Saya lihat Cynthia benar-benar tertekan. Apalagi bola-bola saya ke sudut-sudut lapangan membuat Cynthia kesulitan mengejar dan mengembalikannya,” kata Lavina.
ARIS M