Pemain forward Spurs, Richard Jefferson, menjadi salah satu pemain yang tampil eksplosif karena tidak ingin timnya yang pernah empat kali menjuarai NBA itu tersingkir lebih awal di babak playoff. Jefferson mencetak 19 angka - 17 diantaranya dilesakkan di babak pertama - dan tujuh rebound untuk Spurs. Sedangkan Tim Duncan mengemas double-double dengan 25 poin dan 17 rebound sedangkan Manu Ginobili menambah 23 poin untuk Spurs.
Belajar dari kekalahan di game pertama, kali ini Spurs lebih memperketat penjagaan terhadap pemain forward Mavericks, Dirk Nowitzki. Pada game pertama, Dirk bebas berkeliaran dan mencetak 36 poin. Kali ini Spurs berhasil menahan laju Dirk, namun pemain asal Jerman itu masih bisa mencetak 24 poin dan 10 rebound untuk timnya.
Ketatnya penjagaan terhadap Dirk, Jason Kidd dan Caron Butler membuat Mavericks kesulitan mencetak angka. Kidd hanya mampu melesakkan lima poin sedangkan Butler yang di game pertama membuat 22 poin kali ini hanya mencetak 17 poin. Pemain center Mavericks, Erick Dampier, bahkan gagal membuat poin dalam 21 menit penampilannya.
Dalam laga itu, Mavericks tidak pernah berhasil melampui perolehan poin Spurs. Mavericks, yang pernah mengalahkan Spurs pada playoff musim lalu, sudah tertinggal 80-60 di akhir kuarter ketiga. Di kuarter keempat Mavericks hanya bisa memperkecil selisih skor hingga lima poin dan kembali tertinggal lagi dan akhirnya kalah 102-88.
Pertandingan antara dua tim yang banyak berisi pemain tua ini memang lebih ketat ketimbang laga lainnya di babak playoff. Persaingan akan semakin ketat dalam game ketiga yang berlangsung di San Antonio, Jumat (23/4) nanti. Para pendukung setia Spurs ingin sekali melihat wajah kecewa Mark Cuban, pemilik Mavericks, saat timnya kalah lagi. Cuban memang makin memicu api rivalitas setelah mengeluarkan pernyataan "Aku benci Spurs".
AP | NBA | GABRIEL WAHYU TITIYOGA