Semenjak kembali mengikuti turnamen resmi di tahun ini, Henin sebenarnya sudah dua kali melaju ke final. Tetapi upayanya untuk kembali merasakan gelar selalu gagal.
Pada come back pertamanya di Brisbane Internasional awal Januari lalu, Henin tampil menyentak sejak babak pertama. Tapi di final, ia ditundukkan rekan senegaranya yang juga pernah pensiun, Kim Clijsters, 6-3, 4-6, 7-6(6). Di grand slam Australia Terbuka, Henin juga tampil agresif sejak babak pertama. Sayangnya, di final, ia kalah dari petenis nomor satu dunia, Serena Williams, 6-4, 3-6, 6-2. Di Sonny Ericsson Open yang berlangsung bulan lalu, Henin juga terhenti di babak semifinal. Lagi-lagi oleh Clijsters dengan 6-4, 3-6, 6-2.
Kini, usai menundukkan Peer di Stuttgart, peluang Henin merasakan gelar lagi sangat besar. Dalam final ketiga dari lima turnamen yang ia ikuti setelah kembali dari pensiun ini, Henin akan bertemu petenis Australia, Samatha Stosur, yang di semifinal menundukkan petenis kualifikasi asal Rusia, Anna Lapushcenkova, 7-5, 6-3.
Melawa Stosur yang berperingkat 10, Henin –sekarang peringkat 24- berharap bisa menang dan meraih juara.
“Sangat hebat bisa memainkan tenis dengan bagus di sini dan bisa kembali ke final lagi. Aku berharap ini akan berlanjut (dengan kemenangan,” kata Henin. “Aku berharap menang untu gelar pertamaku (setelah pensiun), ini akan fantastis. Aku berharap lapangan tanah liat ini membantuku,” lanjut Henin, yang juga dikenal sebagai spesialis lapangan tanah liat dengan koleksi empat gelar grand slam Prancis Terbuka di tahun 2003, 2005, 2006, dan 2007 ini.
AP|ARIS M