Kuzntesova mengawali musim ini sebagai petenis peringkat tiga dunia. Namun predikat itu tak membawanya ke performa meyakinkan. Ia diunggulkan di tempat pertama di Sidney International awal Januari lalu. Tapi ia hanya bisa melaju hingga babak kedua. Di grand slam Australia Terbuka, Kuznetsova diunggulkan di tempat ketiga. Tapi pengoleksi dua gelar grand slam ini hanya bisa bertahan di babak keempat.
Penampilan buruk Kuznetsova berlanjut di Dubai Champhionship bulan Februari saat ia disingkirkan petenis peringkat ke-99 dunia yang juga dari Rusia, Regina Kulikova. Di Sonny Ericsson Open beberapa waktu lalu, Kuznetsova yang diunggulkan di tempat pertama, ditundukkan petenis Prancis Marion Bartoli di babak keempat. Dan pekan lalu, Kuznetsova kembali bermain buruk di Porsche Grand Prix yang berlangsung di Jerman. Tampil sebagai juara bertahan, Kuznetsova tersingkir dengan menyedihkan di babak kedua dari petenis Cina, Li Na.
“Aku tidak punya banyak pertandingan tahun ini dan hal itu terasa berat,” kata Kuznetsova tentang penampilan buruknya di Italia. “Aku masih harus menemukan diriku sendiri di lapangan,” lanjutnya.
Kekalahan atas Kirilenko, petenis bertubuh seksi yang menghuni peringkat 37 dunia, menjadi yang ketiga bagi Kuznetsova dalam tiga kali pertemuan mereka. Pada pertandingan ini, Kirilenko berhasil menyudahi lawannya ketika ia mematahkan servis Kuznetsova di akhir pertandingan dan pengembalian bola melalui pukulan backhand yang dilakukan Kuznetsova tersangkut di net.
“Aku merasa sangat buruk di babak pertama dan kemudian mulai sedikit lebih baik di set kedua dan set ketiga. Jika aku bermain di set pertama seperti yang kulakukan di set kedua dan set ketiga, mungkin akan sangat berbeda hasilnya,” ujar Kuznetsova.
Kekalahan ini menjadi modal buruk bagi Kuznetsova jelang grand slam Prancis Terbuka pada 23 Mei nanti. Padahal di grand slam tanah liat ini, Kuznetsova adalah juara bertahan. Ia mengalahkan rekan senegaranya Dinara Safina 6–4, 6–2 di partai puncak Prancis Terbuka pada tahun lalu.
AP | ARIS M