TEMPO Interaktif, Paris - Ketika Olympique Lyon memutuskan merekrut Lisandro Lopez untuk menggantikan Karim Benzema yang dibeli Real Madrid, banyak yang bertanya apa pantas pemain Argentina itu menjadi andalan lini depan Lyon. Di akhir musim ini ia membuktikan dirinya dengan terpilih sebagai pemain terbaik Ligue 1.
Lisandro mengalahkan saingannya gelandang Lille Eden Hazard, striker Bordeaux, Marouane Chamakh, dan pemain Olympique Marseille, Mamadou Niang, untuk menggantikan pemenang tahun lalu Yoann Gorcuff dari Bordeaux.
Pelatih AJ Auxerre, Jean Fernandez, dinobatkan sebagai pelatih terbaik. Penghargaan ini diberikan setelah klub berjuluk Burgundy itu berada di peringkat ketiga klasemen. Rekan Lisandro, kiper Hugo Lloris, menjadi kiper terbaik liga dan Hazard menjadi pemain terbaik U-21 untuk kedua kalinya berturut-turut.
"Saya tidak berharap untuk bisa beradaptasi dengan cepat di Lyon," kata Lisandro. "Secara pribadi dan tim apa yang saya raih musim ini sudah bagus. Tapi saya berharap semuanya lebih baik musim depan."
Keputusan Lyon membeli Lisandro, 27 tahun, memang sempat diragukan banyak pihak. Apalagi Lyon harus memecahkan rekor transfer mereka dengan merogoh kocek sampai 24 juta euro untuk memboyong Lisandro dari FC Porto.
Toh, hasilnya tak mengecewakan. Ia mencetak 14 gol di 30 penampilan liga pertamanya. Atau total 23 gol di 46 pertandingan semua kompetisi. Ia juga menjadi kunci Lyon lolos sampai semifinal Liga Champions sebelum dikalahkan Bayern Muenchen.
"Ini penghargaan kedua saya secara pribadi. Saya sudah pernah terpilih sebagai yang terbaik di Portugal," kata pemain yang menjadi top skorer dan pemain terbaik Liga Portugal musim 2007-2008 itu.
Lahir di Buenos Aires pada 2 Maret 1983, Lisandro memulai kariernya bersama Racing Club. Selama dua musim ia mencetak 26 gol di 70 pertandingan sehingga Porto membelinya 2,35 juta euro.
Tahun 2005 ia mulai memperkuat Porto. Di empat musim (2005-2009), pemain dengan tinggi 174 cm itu melesakkan 49 gol di 106 pertandingan.
Meski terbilang subur, namun prestasi Lisandro tak cukup bagus di tim nasional Argentina. Sejak 2005 ia hanya bermain di 7 pertandingan dan mencetak satu gol.
Ketika ditanya apakah penghargaan Trophées UNFP du football ini akan membuka peluangnya dipanggil Diego Maradona memperkuat Tim Tango di Piala Dunia 2010, ia tak terlalu antusias. "Saya tak berharap dipanggil. Peluang saya minim," katanya.
REUTERS | AP | RAJU FEBRIAN