“Para pemain sudah menunjukkan perjuangan dan motivasi yang besar pada pertandingan itu dan hasil yang sudah ada itulah yang terbaik,” kata Susi Susanti, mantan pemain bulutangkis yang sukses membawa Piala Uber ke Indonesia tahun 1994, 1996, ketika dihubungi Tempo, Jumat (14/5).
Susi menilai kekuatan Cina saat ini sangat tangguh. Pemain yang memperkuat tim adalah para pemain muda yang mempunyai prestasi individu bagus. “Dengan materi pemain yang ada saat ini sulit bisa mengalahkan Cina,” kata juara Olimpiade Barcelona 1992 ini.
Pada saat menghadapi Cina, menurut Susi keputusan pelatih menurunkan Maria Febe Kusumastuti sebagai tunggal pertama untuk menghadapi tunggal Cina Wang Yihan sudah tepat. Sehingga, lanjut Susi, Adriyanti Firdasari bisa turun di tunggal kedua menghadapi Wang Xin. “Harapannya Firdasari bisa mencuri angka,” kata Juara Dunia enam kali.
Perjuangan Greysia Polii/Meiliana Jauhari juga tidak kalah hebat. Grey/Meiliana bisa terlihat berusaha mengimbangi permainan pasangan terbaik dunia saat ini Ma Jin/Wang Xiaoli. “Secara teknik mereka tidak kalah tetapi masih kalah kekuatan,” katanya.
Ceritanya mungkin akan berbeda apabila Indonesia bertemu dengan Jepang atau Korea Selatan di babak semifinal kemarin. “Kalau menghadapi Jepang atau Korea Selatan, Indonesia kemungkinan masih bisa mengatasi,” kata Ivana Lie, mantan pemain bulutangkis sekaligus mantan pelatih. Menurut Ivana berhasil mencapai semifinal Piala Uber sudah merupakan hasil terbaik yang bisa diraih.
Ivana menilai keberhasilan Indonesia mengalahkan tuan rumah 3-0 pada perempat final kemarin cukup membanggakan karena Malaysia bukan tim yang mudah dikalahkan. “Perjuangan pemain sudah maksimal, dan ini hasil terbaik sesuai prediksi sebelumnya,” kata Ivana.
RINA WIDIASTUTI