TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Taufik Hidayat merasa prihatin dengan minimnya bakat-bakat muda dibidang bulutangkis. Menurutnya, dari tahun 2004 hingga sekarang, hanya dirinya, Sony dan Simon yang selalu jadi tumpuan tim Merah-Putih.
“Orang sekarang ogah jadi atlet, pengennya jadi artis. Biar dapat duit cepat," kata Taufik. Hal ini sangat jauh berbeda dengan kondisi tim Indonesia 10 hingga 14 tahun lalu. “Tahun 96 hingga tahun 2000 kita bingung mau turunkan yang mana?" ujar Taufik. "Tapi sekarang bingung mau turunkan siapa?”
Penerima Bintang Jasa Utama ini mencontohkan, pada tahun 2000 ada banyak pilihan pemain yang bisa diturunkan. “Dulu di tunggal kita punya Hendrawan, Marleve, Harianto Arby dan saya sendiri," ceritanya. “Sekarang ga ada pilihan lain, tinggal saya, Sony dan Simon," tambah Taufik.
Karenanya, ia mengaku tak bisa menolak ketika PBSI memanggilnya kembali untuk memperkuat tim Merah Putih. “Dua tahun yang lalu saya sudah menyatakan akan mengundurkan diri, tapi ternyata belum ada pelapis yang bisa menggantikan, akhirnya mau gimana lagi,” ujar peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini.
Dia berharap, keikutsertaannya di Piala Thomas kali ini, adalah yang terakhir. “Maunya sih ini piala Thomas terakhir, karena saya sudah memperkuat Indonesia sejak tahun 2000, berarti sudah enam kali."
Apalagi, kata Taufik, masyarakat sekarang juga merindukan tenaga-tenaga muda. “Ibarat pemimpin saja. Rakyat kan maunya yang baru dan muda, begitu juga atlet," ujar Taufik.
Ditanya rencana selanjutnya setelah tidak bermain untuk tim Indonesia, Taufik mengaku belum ada pandangan. “Yang jelas ga mau jadi artis, bisa tambah bingung kalau jadi artis," pungkas nya.
MASRUR (Kuala Lumpur)