"Mereka menganggap remeh kami," kata Manajer Korea Kim Jong Soo. "Para pemain punya tekad luar biasa untuk mengukir sejarah. Kami pantas menang kali ini."
Cina memang memandang sebelah mata kepada Korea. Negeri Tirai Bambu itu datang ke Kuala Lumpur tempat kejuaraan Piala Uber digelar, dengan amunisi penuh. Mereka punya skuad terbaik di dunia. Dalam perjalanan di Uber, sejak penyisihan grup hingga final, mereka tidak pernah kehilangan satu poin pun. Tak pernah.
Tapi, Korea Selatan punya sejarah lain. Korea sendiri sebelumnya sudah lima kali lolos ke final Piala Uber. Namun semuanya kandas. Yang tambah menyakitkan, kelimanya kalah dari Cina.
Sejarah kekalah inilah yang membuat pemain Korea bermain tanpa beban tapi dengan motivasi yang meledak-ledak. Soal semangat, Korea memang salah satu jagonya di Asia. Bagaimana gigihnya Korea bisa dilihat bagaimana mereka di dunia elektronik dan otomotif ingin mengalahkan Jepang. Samsung, LG, Hyundai menggerogoti pasar Panasonic, Sony, Toshiba dan Toyota.
Semangat itulah yang terlihat dalam pertandingan melawan Cina. Tunggal pertama Bae Seung Hee lebih telah mempelajari gaya bermain Wang Yihan melalui video.
"Saya hanya ingin bermain dan menikmati pertandingan ini. Mungkin itulah alasan mengapa saya menang," ujar pemain muda ini.
Bae ternyata menjadi senjata pertama Korea untuk menjebol "tembok Cina". Pemain peringkat 16 dunia ini menekuk pemain nomor satu dunia, Wang dengan dua set langsung, 23-21, 21-11. Wang dipaksa bermain lob. Itu menguras tenaganya. Bae tinggal menunggu momen tepat untuk mematikannya dengan sebuah smes atau drop shot.
Apalagi saat itu, "Wang pertahanannya buruk dan membuat kesalahan-kesalahan fatal," katanya.
Wang ingin bermain sabar dan hati-hati. Tapi, karena dia kerap ketinggalan angka malah bermain terburu-buru dan membuat banyak kesalahan.
Kesuksesan Bae itu berlanjut pada pasangan Lee Hyo Jung/Kim Min Jung. Lagi-lagi semangat Korea yang pantang menyerah membuat Korea berjaya. Mereka sempat tersungkur di set pertama. Tapi akhirnya menguasai pertandingan set kedua dan ketiga. Mereka lagi-lagi berhasil mengalahkan ganda nomor satu dunia, Ma Jin/Wang Xiaoli, dengan 18-21, 21-12, 21-15.
"Mulai dari game kedua, kami mulai menemukan momentum dan semuanya berjalan mulus," ujar Lee. "Mereka terlalu memikirkan untuk menang dan mereka malah kesulitan di akhir."
Pada partai ketiga pemain Korea Sung Ji Hyun menyerah 14-21, 21-16, 7-21 dari Wang Xin. Ini juga pertandingan yang keras karena harus berlangsung tiga set.
Di partai keempat. Mental juara Korea yang tangguh mampu membawa mereka menjadi juara. Ganda kedua Lee Kyung Won/Ha Jung Eun menaklukkan ganda nomor dua dunia, Du Jing/Yu Yang, dengan 19-21, 21-14, 21-19 untuk membuat Korea unggul 3-1.
Mereka sebenarnya sempat kalah di set pertama. Lalu mereka mengubah strategi dengan memainkan lob panjang. Stamina pemain Cina terkuras. Pada saat yang sama ganda Korea ini mampu keluar dari tekanan smes yang bertubi-tubi. Kegigihan luar biasa yang tak dimiliki para pemain Indonesia.
Hasil itu mematahkan asumsi bahwa Cina selalu menang mudah di Uber. Korea akhirnya menggenggam Piala Uber
BERNAMA