Electric sebenarnya punya kesempatan besar memenangkan pertandingan ini. Mereka tampil bagus dan mendominasi dua set awal melalui raupan poin yang dihasilkan dua spiker andalannya, H Amporn dan Jutarat. Namun BNI segera merespon ketertinggalan itu dengan come back gemilang dan menyapu tiga set yang lain.
Kunci kemenangan BNI ada di set ketiga. Setelah tak berdaya di sua set awal, mereka memasukkan pemain cantik Yunita Sari Ayu yang membuat pertahanan BNI menjadi kokoh. Setelah memenangkan set ketiga 25-23, BNI semakin percaya diri. Mereka terus melaju dalam mengumpulkan perolehan poin sementara Electric semakin tertekan dan gagal mengembangkan variasi permainan.
Asisten pelatih BNI, Sukirno, menyatakan bahwa sukses BNI memang terletak pada perubahan formasi yang dilakukan di set ketiga. "Kami tertekan di dua set pertama. Makanya kami memasukkan Yunita. Dia orang berwajah gembira dan banyak smile sehingga mampu membangkitkan mental pemain lain yang sedang terpuruk. Di samping itu dia juga punya kemampuan bagus memperkuat bloking," katanya.
Pemain Electric, Martalita Susanti, mengungkapkan bahwa mulai set ketiga, BNI memang berhasil membaca irama permainan timnya. Hal itu membuat ELectric gagal melanjutkan dominasinya di set pertama dan set ketiga. "Mereka fokus pada Jutarat dan mengikuti kemana pergerakannya, kami akhirnya gagal mengembangkan permainan sendiri," ujarnya.
Meski kalah pelatih Electric, Viktor Laiyan, mengungkapkan tidak terlalu resah. "Musim ini kami terseok-seok di babak penyisihan tapi akhirnya bisa melaju ke final. Jadi kami tetap bersyukur. BNI juga tampil bagus dengan membaca permainan kami, jadi selamat untuk mereka," kata Viktor.
Kemenangan BNI ini mengulang sukses lima tahun lalu. Saat itu mereka juga meraih juara dengan amengalahkan Electric. Kubu BNI langsung merayakan kemenangan itu dengan suka cita. "Ini hasil yang kami syukuri. Pertandingan tadi melelahkan tapi akhirnya kami bisa juara," kata Widowati Sari.
ARIS M
