TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim voli putra Jakarta BNI 46 sukses mengikuti jejak tim putrinya yang lebih dahulu memastikan juara Sampoerna Hija Voli Proliga 2010. Menghadapi Surabaya Samator di grand final di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (16/5), Maspaitella Loudryan dan kawan-kawan sukses mereguk kemenangan dengan angka 3-1 (18-25, 25-19, 25-23, 25-18).
Permainan BNI tidak berkembang pada set pertama. Mereka masih sering salah mengantisipasi permainan Samator, sehingga terus tercecer dalam pengumpulan angka. “Hal ini karena kami masih mencoba mengikuti permainan mereka. Setelah hafal posisi mereka, kami akhirnya bisa mengendalikan permainan di set selanjutnya,” kata Loudry usai pertandingan.
Loudry juga mengungkapkan salah satu pemicu kemenangan BNI adalah karena Samator tidak tampil lengkap sejak set pertama. Dua pemain kunci Samator, Ayip Rizal dan Affan Prioy Wicaksono, memang dipasang bergantian. Affan dipasang awal set, sedang Ayip dipasang pada set-set terakhir. “Kalau mereka tampil lengkap permainan akan lebih ketat meski kami mungkin juga tetap bisa menang,” lanjut Loudry.
Spiker BNI, Ma’aruf, yang kemudian terpilih sebagai spiker terbaik sekaligus Most Valuable Player musim ini, mengatakan permainan sebenarnya berlangsung ketat. Oleh karena itu ketika akhirnya BNI bisa menang, ia mengaku sangat gembira. “Syukur sekali kami bisa juara di tahun ini. Persaingan musim ini ketat dan para pemain menunjukkan determinasi yang luar biasa. Kami pantas mendapatkan hasil ini,” katanya.
Sementara Hari Trisnardjo, manajer Samator, menyatakan timnya sudah berusaha untuk memetik kemenangan. Namun BNI, kata Hari, memang bermain lebih baik, terutama setalah Samator gagal memperbesar keunggulan di set kedua. Sementara pemain Ayip, yang kemudian terpilih sebagai best blocker musim ini, menyatakan meski timnya kalah ia tetap bersyukur. “Kami sudah berusaha, oleh karena itu kami tetap bersyukur meski akhirnya kalah. Selamat untuk BNI,” katanya.
ARIS M