TEMPO Interaktif, Mataram - Wakil Sekretaris Jenderal PP Pelti August Ferry Raturandang menyesalkan absennya petenis remaja asal Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam latihan gratis Youth National Training Camp oleh Suresh Menon dan Robert Ballard di Jakarta, mulai 21 Mei hingga 4 Juni mendatang.
"Padahal banyak petenis Jakarta yang berminat ikut, ditolak karena dijatahkan untuk petenis remaja daerah sebagai hasil talent scouting PP Pelti," kata Ferry, Kamis (27/5). Dari kesepuluh petenis usia 10 dan 12 tahun ini, enam orang diantaranya berasal dari Lombok Timur, dua orang dari Mataram, seorang dari Bima, dan seorang dari Dompu.
Hanya Imam Triadi dari Dompu yang memenuhi undangan, namun meninggalkan pelatihan sebelum berakhir. Program baru sebagai bentuk dari Talent Scouting PP Pelti mencari petenis potensial dari daera-daerah tersebut akhirnya diikuti oleh 21 petenis dari Payakumbuh (1), Pekanbaru (1), Palangka Raya (1), Banjarmasin (1), Balikpapan ( 3), Donggala (1), Makassar (1), Dompu (1), Pati (1), Semarang (3), Tangerang (1), Bandung ( 2), Jakarta (4).
Training camp ini dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama, 21-28 Mei 2010 diseleksi dari 21 petenis menjadi sesuai kemampuannya dan dinilai langsung oleh pelatih asing tersebut. Tahap kedua pada 29 Mei-4 Juni 2010. Tahap awal dilakukan pengukuran ITN (International Tennis Number) dan test fisik kepada 21 atlet cilik tersebut.
Ferry menyesalkan tidak ada satupun dari enam petenis Lombok Timur yang bersedia memenuhi undangan PP Pelti. Padahal kesempatan tersebut diberikan kepada petenis NTB sebagai hasil pelaksanaan Turnamen Nasional Remaja Sumbawa. ‘’Saya menyesalkan tidak dimanfaatkan.’’ ujar Ferry Raturandang yang juga petenis NTB era 1961.
Ia menerima alasan ketidak hadiran petenis asal Mataram disebabkan jadwal ulangan di sekolah, sedangkan petenis asal Bima disebabkan tidak ada beaya ke Jakarta, walaupun akomodasi di Jakarta ditanggung penuh oleh PP Pelti. Yang disesali petenis asal Dompu, Imam Triadi, yang didampingi oleh orangtuanya Abdullah, hanya menikmati latihan selama dua hari, kemudian minta pulang paksa dengan alasan ibunya sakit.
Informasi berbeda datang dari pelatih nasional yang mendampingi latihan bersama pelatih asing ini, diterima oleh Ferry Raturandang, bahwa Abdullah mendapat kabar bahwa Imam Triadi bakal tidak lolos seleksi pertama, sehingga Abdullah langsung minta pulang agar bisa menghemat hotel bagi Abdullah.
‘’Padahal selama seminggu di camp akan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Saya kecewa karena merasa dibohongi, ‘’ kata Ferry yang dipercayakan memimpin Youth National Training Camp.
SUPRIYANTHO KHAFID