TEMPO Interaktif, Paris: Francesca Schiavone sedang bungah. Ia menjadi petenis wanita Italia pertama yang berhasil memenangkan gelar grand slam yang turun di nomor tunggal setelah mengalahkan petenis yang difavoritkan asal Australia Samanhta Stosur 6-4, 7-6 (7/2) di final Prancis Terbuka Sabtu waktu setempat
Menang, membuat petenis 29 tahun itu menjadi petenis tertua kedua sepanjang sejarah grand slam yang sukses meraih trofi di ajang tenis bergengsi tersebut. Schiavones juga berhasil memupus keinginan Stosur untuk mengakhiri penantiannya menjadi petenis wanita Australia untuk menjadi juara selama 30 tahun, setelah Evonne Goolagong melakukannya di Wimbleodn pada 1980.
Schiavone, yang kalah dari Stosur pada putaran pertama Prancis Terbuka musim lalu kali ini sukses menerapkan strategi bermainnya. Dengan variasi kecepatan pukulan dipadu gerakan yang cantik, ia berhasil menaklukkan lawannya dengan pukulan forehand volinya.
Schiavone, salah satu dari sedikit petenis yang masih memakai satu tangan ketika melancarkan pukulan back hand menutup set pertama pada game ke-10 setelah pengembalian Stosur menyangkut di jaring.
Stosur, yang sempat merengkuh semi final pada 2009, dipaksa bekerja keras untuk bisa melawan Schiavone di final. Ia harus mengalahkan petenis-petenis elit seperti Justine Henin, Serena Williams, dan Jelena Jankoviv sebelum bisa meladeni permainan Schiavone.
Berjuang mati-matian untuk memaksakkan dua break ppoin pada game ketiga di set kedua , Stosur akhirnya bisa sedikit meredam permainan cantik Schiavone dengan unggul pada kedudukan 4-1. Namun, Schiavone, petenis urutan 17 dunia tampil berani dan memperoleh break pada game ketujuh ketika penampilan Stosur secara dramatis mengendor dengan memaksakkan kedudukan 4-4.
Pertarungan itu akhirnya ditentukan dengan tiebreak. Tak membuang peluang, Schiavone berhasil meraih empat match point setelah lawannya tak mampu mengembalikkan bola yang menyangkut di jaring.
“Ketika Anda berhasil meraih tujuan dengan kesadaran diri, dengan bekerja keras sepanjang hari dalam kehidupan Anda, Anda bisa menghargai keberhasilan ini sedikit lebih banyak. Saya akhirnya bisa siap memenangkan gelar ini,” bungah Schiavone, yang langsung merebahkan dirinya ke lapangan sebelum naik ke atas tribun penonton untuk merayakan kemenangannya dengan keluarga dan sahabat,” Minggu (6/6).
Kalah, Stosur merajuk. “Anda ingin cerita dongeng secara keseluruhan. Namun itu tidak terjadi. Ini adalah ajang tenis bergengsi. Anda tidak pernah tahu bagaimana Anda akan bereaksi,” keluh petenis yang mulai mengayunkan raketnya pada usia 8 tahun.
AP | BAGUS WIJANARKO