Pada set pertama dan kedua, pertandingan berjalan dalam tempo cepat. Ini menguntungkan Jawa Timur, sehingga mereka bisa memenangkan set pertama dan kedua. Namun di set ketiga, DKI mengendorkan tempo permainannya, sehingga bisa mengendalikan serangan agresif para pemain Jawa Timur. Ternyata strategi ini cukup ampuh sehingga DKI bisa mengambil kemenangan di set ketiga.
Pola permainan yang agak pelan kembali dipertahankan di set keempat. Akibatnya, Joko Murdianto dan kawan-kawannya bisa membaca kelemahan blok pemain Jawa Timur. Hasilnya, set keempat kembali diambil tim asuhan Victor Laiyan, kedudukan menjadi imbang, 2-2.
Di set penentuan, Jawa Timur kembali mempercepat tempo permainannya. Dengan permainan cepat, tim yang didominasi junior ini mudah mendapatkan angka tiga kali berturut-turut di awal set. Namun, pemain DKI yang didominasi pemain veteran seperti Riviansyah, Erwin Rusni, kembali menurunkan tempo permainan. Menjelang angka kritis, Jawa Timur banyak melakukan kesalahan sendiri sehingga memudahkan DKI memenangkan set akhir.
“Rasa percaya diri dan mental yang kuat untuk menang itulah yang mengantarkan kita menjadi juara,” kata Victor Laiyan, pelatih DKI Jakarta, usai pertandingan. Ia mengaku hanya berpesan agar bermain pelan, tidak membuat banyak kesalahan sendiri dan jangan memberikan bola turun.
Li Qiujiang, pelatih Jawa Timur mengakui kekalahan timnya disebabkan para pemainnya banyak melakukan kesalahan sendiri. “Para pemain banyak junior, mereka banyak melakukan kesalahan sendiri,” kata Qiujiang.
Namun Jawa Barat tidak pulang membawa tangan hampa. Tim putri Jawa Timur berhasil membawa pulang Piala Kapolri. Juara bertahan ini menekuk Jawa Barat dengan 3-2 (12-25, 25-23, 25-22, 16-25, 15-12).
RINA WIDIASTUTI