“Kali ini tekanannya berbeda dengan pertemuan sebelumnya di Singapura Terbuka pekan lalu, karena ingin cepat-cepat membunuh malah banyak membuat kesalahan sendiri,” kata Hayom.
Di Singapura kemarin, Hayom masih bisa memaksa Chong Wei bermain rubber game. “Dua kali kekalahan ini akan menjadi pengalaman. Saya jadi tahu bagaimana tekanan saat melawan dia,” katanya.
Pelatihnya, Agus Dwi Santoso, melihat pemain asuhannya itu tidak bisa keluar dari tekanan Chong Wei sehingga ikut permainan lawan yang cepat tanpa ada kontrol. “Kecepatan, teknik dan semuanya jadi tertekan,” kata Agus.
Walapun kalah, Agus tidak menyudutkan Hayom. Agus berharap kekalahan tidak membuat Hayom berkecil hati tetapi sebaliknya bisa mengambil pelajaran agar semakin meningkatkan permainannya. “Ketemu pemain besar kalah tidak apa-apa, istilahnya nabung kekalahan untuk jadi cambuk lebih baik,” kata Agus yang berencana akan mengirim Hayom ke turnamen di Macao dan Denmark.
Lee Chong Wei mengakui Hayom merupakan pemain berbakat yang kelak bakal menggantikan seniornya seperti Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, dan Simon Santoso. “Hayom bagus untuk masa depan bulu tangkis Indonesia nanti,” katanya.
Usai bertanding menghadapi Hayom, cedera lutut kiri Chong Wei yang terjadi saat Piala Thomas April lalu kambuh lagi. Tetapi, ia mengaku tidak ada masalah dengan cederanya. Pemain peringkat satu dunia ini akan berkonsentrasi tahap demi tahap pertandingan agar bisa mempertahankan gelar juara Indonesia Terbuka.
RINA WIDIASTUTI