Pada babak pertama yang berlangsung Selasa waktu setempat, Frangklin yang turun di nomor lari 100 meter putra berhasil mencatat waktu 10.66 detik. Hasil ini mengalami penurunan dibandingkan dengan cacatan waktu terbaiknya yaitu 10.51 detik. Dengan hasil ini, ia berada di peringkat 24 dari 57 peserta. Catatan waktu terbaik diraih pelari Belgia dengan 10.31 detik.
Agustina yang turun di nomor lari gawang 100 meter putri juga tampil buruk, ia menduduki urutan kedua dari belakang yaitu nomor 31 dari 32 peserta. Catatan waktu yang ditorehkannya 10.79 detik. Angka ini sangat jauh dibandingkan catatan waktu terbaiknya 14.10 detik.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PASI, Budi Dharma Sidi menilai hasil yang mereka capai bisa dimaklumi. “Walaupun prestasi turun, itu sudah lumayan baik,” kata Budi kepada Tempo, Rabu (21/7). Ia menilai mereka kurang persiapan. “Sebelum bertanding seharusnya penyesuai dulu sekitar seminggu di Moncton, tetapi mereka tidak.”
Wakil Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PASI, Paulus Lay menambahkan kedua atlet junior itu berangkat dari Malente, Jerman 17 Juli kemarin. Di Jerman, kedua atlet junior ini mengikuti program training camp selama sebulan bersama dengan lima atlet trek senior, seperti Dedeh Erawati, Suryo Agung Wibowo, Fadlin, Heru Astrianto, Fernando Lumain.
Paulus mengaku tidak membebani target apapun pada Frangklin maupun Agustina. Menurut Paulus mereka bisa lolos maju kejuaraan itu sudah cukup bagus. “Tidak gampang bisa maju kejuaraan dunia, mereka maju karena memiliki catatan waktu di atas limit,” katanya.
Usai bertanding di Kanada, mereka akan segera mempersiapkan diri menghadapi Kejuaraan Nasional Atletik di Jakarta 4-7 Agustus mendatang.
RINA WIDIASTUTI