TEMPO Interaktif, California:Maria Sharapova terus menjaga penampilan gemilangnya di turnamen Stanford Championship. Si jelita asal Rusia itu memastikan tempat di partai final setelah mengalahkan petenis Polandia, Agnieszka Radwanska 1-6, 6-2, 6-2 di babak semifinal, Minggu (1/8) WIB atau Sabtu waktu setempat. Sharapova, mantan ratu tenis dunia dengan koleksi tiga gelar grand slam, akan bertemu dengan petenis Belarusia, Victoria Azarenka, untuk memperebutkan gelar juara.
Keberhasilan menembus babak final di Stanford ini membuat Sharapova diliputi keyakinan bahwa dirinya telah benar-benar menemukan permainan terbaiknya. Petenis peringkat ke-15 dunia itu sempat terpuruk karena harus istirahat sepuluh bulan akibat cedera bahu dua tahun lalu. “Ini adalah perjalanan panjang. Aku gembira bisa mencapainya dan tidak lagi khawatir dengan banyak hal,” kata Sharapova, yang menjadi unggulan kelima di turnamen ini.
Permainan Sharapova sempat mengkhawatirkan di set pertama. Petenis berusia 23 tahun itu gagal mengembangkan permainan. Ia hanya bisa merebut satu game dan seperti sengaja melepas set tersebut. Di set kedua dan ketiga, Sharapova berhasil bangkit. Ia tidak memberi kesempatan pada Radwanska untuk meneruskan dominasinya di set pertama.
“Aku mencoba mengawali pertandingan dengan lebih sabar. Tapi aku membuat tiga unforced errors dalam sebuah game di set pertama dan itu terlalu banyak,” katanya.
Pada pertandingan lain, Azarenka membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan pertama yang juga finalis Prancis Terbuka asal Australia, Samantha Stosur, 6-2, 6-3. Kemenangan ini terasa istimewa bagi Azarenka karena ia sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke-21.
“Sangat bagus bisa kembali,” kata Azarenka, yang memenangkan 10 dari 12 pertandingan terakhir yang ia mainkan. “Kukira aku hanya punya lengan yang panjang dan itulah kuncinya. Aku dapat bisa bereaksi dengan cukup cepat,” lanjut petenis yang memang selalu menang dalam empat kali pertemuan melawan Stosur itu.
Azarenka mengambil banyak keuntungan dari kesalahan servis pertama yang dilakukan Stosur. Petenis peringkat ke-18 dunia itu juga mampu melakukan pengembalian bola dengan solid. Melalui pukulan-pukulan forehand yang keras, ia memaksa Stosur, petenis peringkat lima dunia, terus bermain buruk. “Aku mulai bisa melakukan pergerakan dengan lebih baik dan pertahananku juga meningkat. Ini sekaligus membantu serangan-seranganku. Aku juga telah bekerja keras meningkatkan servisku dan ini membuat permainanku menjadi lebih konsisten,” katanya.
Sementara Stosur, mengakui bahwa ia masih mengalami kesulitan setiap kali bertemu Azarenka. Permainan Azarenka, kata Stosur, juga lebih baik di laga semifinal ini. “Dia bermain bagus hari ini dan ini memang bukan hariku,” kata petenis berusia 26 tahun itu. “Dia menghukumku saat aku bermain terlalu konservatif.”
AP|ARIS M